REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Jelang perhelatan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) dalam Pekan Tani dan Nelayan Nasional (PENAS) XV Tahun 2017 di Banda Aceh pada 6-11 Mei mendatang, Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian, selaku Ketua Bidang IV: Gelar Teknlogi (Geltek) dan Temu Teknologi sejak akhir tahun 2016 tengah sibuk menyiapkan lokasi Gelar Teknologi.
Geltek kali ini cukup menantang dikarenakan lahan yang kering. Keberadaan lahan kering yang dijadikan sebagai lokasi ajang Gelar Teknologi Pekan Nasional (PENAS) XV akan bermanfaat dan menghasilkan produksi yang optimal, apabila diterapkan dengan sentuhan teknologi dalam pengelolaan air (watermanagement). Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Karo HIP), Dr Agung Hendriadi, M Eng, saat meninjau lokasi lahan gelar teknologi di Desa Lampeuneurut belakang stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, baru-baru ini.
Menurut Dr Agung Hendriadi M Eng, kegiatan PENAS nanti tidak hanya mengadopsi teknologi yang diterapkan pada Hari Pangan Sedunia (HPS) di Boyolali, namun harus ada perbedaan sehingga dapat menjadi contoh bagi pengunjung untuk mengoptimalkan lahan kering dan terlantar di daerahnya masing-masing. Selain itu, kata Agung, harus ada suatu komoditi unggul dari lahan kering untuk dijadikan model yang dapat dipanen secara simbolis oleh Menteri Pertanian.
"Jika tidak ada perbedaan atau sama dengan teknologi petani, maka kegiatan PENAS akan kehilangan makna dan terkesan biasa-biasa saja", ujarnya mengingatkan.
Di sisi lain, Kepala BPTP Balitbangtan-Aceh Ir Basri A Bakar MSi, menegaskan kembali agar semua pihak menaruh perhatian serius terhadap teknologi pengelolaan air di lahan Geltek. "Untuk itu, perlu dukungan pihak berkompeten dan para pakar, agar pelaksanaan PENAS menuai hasil dan patut kita banggakan bersama," pintanya dalam acara rapat koordinasi PENAS yang berlangsung di aula kantor Rabu (8/2) dihadiri pejabat Puslit/Balit, Kepala Dinas dan instansi terkait serta peneliti/penyuluh BPTP Balitbangtan-Aceh.
Hingga kini, lanjut Basri, kondisi lahan seluas sepuluh hektare itu sudah selesai dibangun saluran drainase kiri-kanan jalan tengah sekaligus berfungsi sebagai longstorage. Di samping itu juga Dinas PU Bina Marga akan melakukan pengaspalan jalan tanggul sepanjang 615 meter dengan dana APBA, yang nantinya akan dilalui rombongan presiden, termasuk perbaikan pintu air oleh PU Pengairan.
Basri menambahkan, bila sumber air kurang tersedia akibat kemarau panjang maka longstorage pun tidak berfungsi. Pihaknya terus berupaya memasukkan air ke dalamnya meskipun harus membeli dari PDAM atau Pemadam Kebakaran. "Walaupun agak berat dari segi biaya, air PAM lebih baik disimpan dalam tangki besar, karena kalau diairi ke parit saat musim kering akan hilang terserap ke tanah, dan terjadinya evaporasi," pungkasnya.
Sedangkan untuk kluster peternakan telah disiapkan lahan seluas 1,5 hektare, yang menjadi tanggung jawab Dinas Peternakan Provinsi Aceh dan Puslitbang Peternakan, Kementan. Bentuk kegiatan meliputi kontes ternak/ekspo ternak, lomba hewan kesayangan/ burung berkicau, kandang penggemukan (sapi dan kambing), display rumput unggul/bank pakan, pengolahan limbah dan instalasi biogas, (pupuk ramah lingkungan), klinik ternak, panen pedet dan lain-lain.