Rabu 15 Feb 2017 22:05 WIB

Parpol Islam Diharapkan Berkoalisi di Putaran Kedua Pilgub DKI Jakarta

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
 Pasangan Cagub dan Cawagub nomer tiga DKI Jakarta Anies Baswedan - Sandiaga Uno lolos ke putaran kedua Pilgub DKI
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pasangan Cagub dan Cawagub nomer tiga DKI Jakarta Anies Baswedan - Sandiaga Uno lolos ke putaran kedua Pilgub DKI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Syuro Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) berharap partai politik (parpol) Islam berkoalisi di Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. "Itu yang saya harapkan, terjadi koalisi partai Islam di putaran kedua," kata Anggota Dewan Syuro MPJ, KH Ahmad Lutfi Fatullah, kepada Republika.co.id di Kompleks Masjid Baitul Mughni, Jakarta, Rabu (15/2) malam.

 

Ia menerangkan, sebelumnya PKB, PPP dan PKS sudah berusaha didekati untuk mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Akhirnya mereka merapat ke Demokrat dan Gerindra untuk mendukung calon gubernur DKI Jakarta nomor urut satu dan tiga.

Jika pada putaran pertama, pasangan Agus-Sylvi kalah, KH Lutfi berharap, di putaran kedua parpol Islam bersatu untuk mendukung pasangan Anies-Sandiaga. Dia berharap juga semua umat Islam sadar akan kewajibannya.

Namun, berdasarkan hasil analisis MPJ, masyarakat yang di putaran pertama mendukung pasangan Agus-Sylvi akan mendukung siapa di putaran kedua, itu tergantung pada keimanan mereka. "Kalau mereka mendukung (Agus-Sylvi) karena alasan keimanan, maka dipastikan semuanya akan pindah ke pasangan Anies-Sandi," ujarnya.

Tapi, menurut KH Lutfi, kalau masyarakat yang memilih Agus-Sylvi bukan karena faktor iman maka ada kemungkinan massa terpecah menjadi dua. Sebagian besar masyarakat pendukung Agus-Sylvi akan mendukung Anies-Sandiaga dan sebagian kecil lagi akan mendukung Ahok-Djarot.

Ia menambahkan, setelah ini MPJ akan segera meminta data kepada lembaga survei. Kemudian, MPJ akan memperbaiki metode pendekatan dengan cara menyentuh masyarakat level bawah. Sebab, MPJ menyadari terlalu asyik main di masjid-masjid tapi tidak main ke gang-gang dan kampung-kampung.

"Contohnya saya ceramah tiga kali sehari, ceramah saya di masjid-masjid besar, di kantor-kantor, selama dua bulan terakhir saya belum pernah ceramah di kampung, ini jadi catatan buat kami, kami harus turun ke level yang bawah," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement