REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur mewaspadai ancaman banjir Bengawan Solo yang akan melanda hilir, Jawa Timur, disebabkan banjir di hulu Ngawi dan Solo, Jawa Tengah.
Sekarang ini Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, masuk siaga merah (III), kata seorang petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro Prasetyo, Rabu (15/2) pagi.
Ia menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Jurug, Solo, Jawa Tengah, mencapai 85.16 "Surabaya Haven Vloed Peil" (SHVP), Rabu pukul 07.00 WIB. "Ketinggian air di Jurug, Solo, Jawa Tengah, beberapa jam sebelumnya 84.73 meter," jelas dia.
Hal serupa disampaikan Petugas UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Ngawi Andik yang menyebutkan ketinggian air Bengawan Madiun di Ndungus, Ngawi, masuk siaga II dengan ketinggian 7,15 meter (siaga II), Rabu pukul 09.00 WIB. "Banjir yang terjadi di Ndungus, Ngawi, dipengaruhi banjir di daerah Ponorogo dan sekitarnya," jelas dia.
Menurut Budi, kenaikan air Bengawan Solo dipengaruhi hujan yang terjadi merata di sepanjang daerah hulu, Jawa Tengah, juga lokal.
Oleh karena itu, ia meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jatim, mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan sampai Gresik, meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman banjir Bengawan Solo. "Kami minta BPBD di sepanjang hilir Jatim meningkatkan kewaspadaan, sebab Bengawan Solo di hilir Jatim akan masuk siaga," ucapnya menambahkan.
Sesuai data ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro 11,90 meter, Rabu pukul 09.00 WIB. Pada waktu bersamaan di hilirnya, Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, Lamongan, masing-masing 6,70 meter, 4,90 meter, 3,70 meter dan 1,62 meter. "Air banjir Bengawan Solo di hulu akan masuk hilir Bojonegoro sekitar 40 jam," ucapnya menambahkan.