Senin 13 Feb 2017 23:13 WIB

Wali Kota Semarang Ingin Valentine Hilang dengan Sendirinya

Red: Ilham
Aksi menolak perayaan valentine (ilustrasi).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Aksi menolak perayaan valentine (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meminta Dinas Pendidikan setempat menarik kembali surat edaran (SE) mengenai larangan perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentine Day pada 14 Februari 2017. "Saya minta Disdik untuk menarik surat tersebut (SE) karena terkait itu memang belum ada koordinasi," kata Hendrar, Senin (13/2).

Disdik Kota Semarang mengeluarkan SE bernomor 003/816 tertanggal 10 Februari 2017 mengenai pelarangan perayaan valentine yang ditujukan kepada seluruh sekolah berisikan tiga poin, dengan tembusan pertama kepada Wali Kota Semarang. Poin pertama adalah melarang kegiatan siswa untuk merayakan valentine day, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

Kedua, meminta kalangan sekolah untuk membuat SE kepada semua orang tua atau wali murid untuk mengawasi putra dan putrinya. Poin ketiga adalah seruan kepada sekolah untuk menindak lanjuti SE dari Disdik Kota Semarang itu.

Meski meminta SE Pelarangan Perayaan Valentine Day itu ditarik, Hendrar tetap mengharapkan guru dan orang tua mengawasi anak-anaknya agar tidak melakukan kegiatan negatif dalam memanfaatkan momentum itu. Dia berpendapat momentum valentine sebenarnya tidak perlu dipolemikkan karena justru akan membuat anak-anak muda penasaran dan semakin ingin tahu.

"Lebih baik diskusi soal wayang kulit. Bagaimana agar remaja menjadi senang main ketoprak, wayang orang, dan sebagainya, saya malah setuju. Soal valentine, ndak usah banyak dibicarakan, lama-lama kan hilang," katanya.

Namun, kata dia, dengan semakin banyak dibahas dan dikupas justru akan semakin detail dan menjadikan anak-anak muda semakin ingin tahu mengenai valentine. "Anak-anak muda malah semakin ingin tahu, 'Sakjane opo toh iki?' (Sebenarnya apa sih itu - Valentine). Menurut pemikiran saya begitu," katanya.

Sebelumnya, Kepala Disdik Kota Semarang Bunyamin mengatakan SE Pelarangan Perayaan Valentine itu dimaksudkan mengantisipasi dampak-dampak negatif yang ditimbulkan terhadap generasi muda, seperti narkoba dan seks bebas. Namun, pihaknya tidak melarang, misalnya ada siswa memberikan atau membagi-bagikan cokelat kepada kawan-kawannya dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan, gotong royong, maupun tujuan positif yang lainnya.

"Begini, yang kami imbau itu jangan sampai melakukan kegiatan yang merugikan atau negatif. Kalau misalnya, mau memberikan cokelat, ya, boleh saja. Yang tidak boleh itu kalau kemudian melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement