Kamis 09 Feb 2017 17:40 WIB
Pilkada DKI

ICMI: Jangan Golput, Pilih Pemimpin yang Beriman dan Amanah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie meminta agar umat Islam pada saat pilkada serentak, Rabu 15 Februari 2017 mendatang, bisa menggunakan hak pilihnya sesuai dengan aspirasinya masing-masing.

"Jangan ada yang golput, gunakan hak pilih anda untuk memilih pemimpin yang amanah, beriman, bertakwa dan dapat menjadi pemimpin bagi semua golongan," kata Jimly Asshiddiqie di Jakarta, Kamis (9/2).

Ia menekankan, jika umat Islam ingin mendapatkan pemimpin yang dapat memimpin daerahnya dan mampu menjaga keyakinannya, maka harus ditempuh dengan jalan konstitusional lewat pilkada, bukan yang lainnya.

"Kita sudah sepakat untuk memilih sistem demokrasi sebagai cara berbangsa dan bernegara, maka pilkada adalah jalan yang harus kita tempuh suka atau tidak," kata dia menegaskan.

Jimly juga berharap persaingan di dalam pilkada serentak 2017 ini jangan sampai mengganggu kerukunan antarumat beragama dan antaretnis, yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk.

"Kita semua punya kewajiban untuk mengawal dan mengawasi jalannya pilkada agar berjalan bersih dan bebas dari kecurangan," katanya.

Menurut dia, akhir-akhir ini menjelang pilkada, tensi politik semakin meningkat di masyarakat termasuk di dunia maya. Melalui media sosial, mengalir berbagai isu yang memanaskan situasi bahkan tidak sedikit yang menyebar informasi tidak benar alias hoax.

"Lebih parahnya terdapat informasi yang menjurus kepada ujaran kebencian (hate speech) dan berpotensi memecah belah masyarakat termasuk umat beragama di Tanah Air. Karena itu, saya meminta sekali lagi,  agar umat Islam harus menjadi contoh terdepan yang menjaga ketertiban dan keamanan di masyarakat," kata Jimly.

Mantan ketua MK ini berharap para cendekiawan mampu membimbing rakyat dengan intelektualitas agar bisa memilih pemimpin yang benar-benar mendapat simpati rakyat dan mampu menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Seperti apa pun hiruk pikuk kampanye, yang jelas pemenangnya adalah mereka yang dipilih karena paling disenangi oleh masyarakat. Karena itu, para calon harus merebut simpati masyarakat dengan menunjukan bahwa dirinya memang pantas untuk dipilih sebagai pemimpin," ujar Jimly.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement