Kamis 09 Feb 2017 03:50 WIB

Kebijakan Kontroversial Trump akan Berhenti

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
Donald Trump
Foto: Republika
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), kebijakan Donald Trump menjadi perhatian dunia. Hal itu karena beberapa janji kontroversialnya saat kampanye mulai direalisasikan.

Mantan Menteri Keuangan RI Chatib Basri tak memungkiri, beberapa kebijakan yang Trump buat cukup kontroversial. Hanya saja, ia memprediksi Trump akan berhenti menjalankan kebijakan kontroversial dalam beberapa bulan ke depan. "Di setiap negara demokrasi, di mana pun presidennya akan menjadi normal setelah enam bulan dilantik, begitu juga dengan Trump," ujar Chatib dalam Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, (8/2).

Baca juga: Indonesia Dinilai Bisa Tiru Kebijakan Donald Trump

Menurutnya, Trump akan menghadapi berbagai benturan yang membuatnya berpikir secara rasional sebelum menjalankan kebijakan. Misalnya seperti dari anggaran pemerintahan dan beragam dampak yang ditimbulkan. Contohnya, kebijakan pencekalan warga negara asing yang berasal dari tujuh negara berbasis Islam. Kendati kebijakan itu sempat dijalankan namun akhirnya ditangguhkan.

Ia pun mengatakan, ketidakpastian global saat ini justru tertuju pada Trump, bukan pada AS sebagai sebuah negara. "Sulit memprediksi apa yang ada di kepala Trump," tambahnya.

Chatib bahkan mengaku terkejut karena dalam pelantikannya, Trump tak mengubah misinya yang mengedepankan kepentingan AS. Dengan kondisi tersebut, Trump menegaskan akan menerapkan proteksionisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement