Rabu 08 Feb 2017 21:46 WIB

Gubernur Ajak Polisi dan TNI Jaga Stabilitas Jatim

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jatim Soekarwo.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Gubernur Jatim Soekarwo.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo mengajak polisi dan TNI untuk terus menjaga stabilitas di Jatim. Terjaganya stabilitas diharapkan menjadikan situasi aman, nyaman, dan kondusif sehingga pembangunan berjalan dengan lancar. Hal itu akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pakde Karwo, demikian ia sering disapa, mengatakan, terdapat tiga aspek stabilitas yang harus terus dijaga, dibina dan terus ditingkatkan. Di antaranya, stabilitas keamanan, stabilitas politik, dan stabilitas ekonomi. Masing-masing aspek tersebut dianggap membawa dampak yang signifikan bagi kelancaran pembangunan di Jatim.

“Stabilitas keamanan membuat iklim investasi menjadi lancar, investor pun tertarik. Stabilitas politik menjadikan APBD tepat waktu, alhamdulillah politik di Jatim sangat kondusif, pemerintah dan DPR-nya akur. Kemudian, stabilitas ekonomi membuat pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,55 persen dan PDRB-nya mencapai Rp 1.855,04 triliun,” kata Gubernur Jatim saat Rapat Pimpinan dan Gelar Opsnal Polda Jawa Timur 2017 di Gedung Mahameru, Mapolda Jatim, Jl Ahmad Yani Surabaya, Rabu (8/2).

Menurut Pakde Karwo, tercapainya pertumbuhan ekonomi tersebut imbas dari kerja keras, dan terjaganya hubungan antara pemerintah, polisi, TNI, DPR, swasta, dan seluruh elemen masyarakat. “Saya bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh pihak atas terjaganya stabilitas di Jatim. Mari kita terus jaga stabilitas ini agar pembangunan berjalan lancar dan masyarakat semakin sejahtera,” ujar alumnus Universitas Airlangga (Unair) tersebut.

Pakde Karwo sempat memuji polisi yang memiliki peran strategis dalam terjaganya stabilitas ini. Menurutnya, Kapolda Jatim tidak hanya berperan sebagai Kapolda wilayah Jatim, melainkan juga sebagai Kapolda Indonesia Timur. Sebab, Jatim menjadi pusat logistik and konektivitas Indonesia bagian timur.

Jika terjadi sedikit keterlambatan distribusi barang di pelabuhan atau keamanan yang kurang, lanjut Pakde Karwo, maka harga barang di Indonesia bagian timur akan naik. “Ingat, Jatim tidak hanya melayani kebutuhan 38,8 juta jiwa penduduk Jatim saja. Tapi juga melayani 110 juta jiwa penduduk di Indonesia bagian timur,” jelas Pakde Karwo.

Acara Rapim Polda pada kesempatan itu dihadiri oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin, Pangdam V/Brawijaya I Made Sukadana, para pejabat utama Polda Jatim, serta para Kapolres/Kapolresta kabupaten/kota se-Jatim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement