REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wilayah Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, sampai hari ini ternyata belum lagi memiliki fasilitas hidrant kota. Meski demikian, kondisi itu tidak menghambat para petugas pemadam kebakaran (damkar) di sana menjalankan tugasnya. "Alhamdulillah, selama ini kami tidak pernah mengalami kendala dalam memperoleh pasokan air, meskipun di Jagakarsa tidak ada hidrant sama sekali," ujar Kepala Kantor Sektor X Pemadam Kebakaran Jagakarsa, Paryo, kepada Republika, Rabu (8/2).
Paryo mengatakan, ada beberapa alasan yang menyebabkan wilayah kerjanya tidak mempunyai hidrant kota sampai saat ini. Pertama, suatu lokasi yang hendak dipasangi hidrant kota harus dilewati oleh jaringan pipa PDAM berdiameter minimal enam inci. Sementara, di Jagakarsa sendiri keberadaan jaringan pipa PDAM masih sangat minim.
"Di daerah (Jagakarsa) ini, jaringan pipa PDAM kan belum ada. Karena itulah, banyak masyarakat di sini yang masih mengambil air dari tanah untuk memenuhi keperluan rumah tangga mereka," ucap Paryo. Alasan kedua, kata dia, sumber air di Jagakarsa sampai hari ini masih terbilang melimpah, sehingga pengadaan hidrant kota di wilayah itu dianggap tidak begitu mendesak. Di kecamatan itu, para petugas damkar bisa memperoleh pasokan air dari sungai, setu (danau), dan kolam renang.
Kendati demikian, Paryo tetap berharap wilayah Jagakarsa bisa memiliki fasilitas hidrant dengan kualitas terbaik di kemudian hari. "Saya bermimpi, daerah ini nanti bisa punya hidran dari pipa sendiri, bukan dari pipa PDAM. Seperti yang terdapat di kota-kota di luar negeri itu," tuturnya.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Provinsi DKI mencatat, ada 237 hidrant yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta Selatan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 97 di antaranya saat ini tidak bisa lagi mengeluarkan air.