REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan mengimbau masyarakat Jawa Barat untuk tidak bertandang ke Jakarta ikut dalam aksi 11 Februari atau aksi 112. Anton menilai aksi tersebut berkaitan dengan Pilgub DKI sehingga tidak berhubungan dengan warga Jabar.
"Jadi saya mengimbau sudah mendingan bekerja dengan tenang di rumah masing-masing. Imbauannya untuk apa di sana urusan rumah tangga orang lain," kata Anton kepada wartawan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kota Bandung, Rabu (8/2).
Anton menilai urusan tersebut tidak berkaitan dengan agama. Aksi tersebut berhubungan dengan unsur politik yang tidak seharusnya dicampuri warga Jabar.
"Kan itu Pilkada DKI itu masalah politik jadi jangan dicampuradukkan. Imbauan kepada masyarakat Jabar biarkanlah setiap daerah mengurus rumah tangga masing-masing. Itu bukan masalah agama. Masalah agamanya di mana. Apa yang mau diperjuangkan," tuturnya.
Ia pun menyebutkan di DKI Jakarta sendiri aksi tersebut sudah dilarang karena memasuki masa tenang Pilkada sebelum masuk tahap pencoblosan pada 15 Februari mendatang. Manurutnya, pada masa itu tidak perlu dibumbui dengan kegaduhan aksi-aksi.
Sebelumnya GNPF-MUI berencana menggelar aksi 112 pada 11 Februari. Mereka berencana berkumpul shalat Subuh di Masjid Istiqlal kemudian dilanjutkan menuju Monas dan Bundaran HI, kemudian kembali ke Monas lagi untuk membubarkan diri.