Rabu 08 Feb 2017 14:26 WIB

MUI Papua Barat Bertemu Tokoh-Tokoh Lintas Agama

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
 Silaturahmi MUI Papua Barat dan ormas-ormas Islam Papua Barat serta Kapolda Papua Barat, di Aula kantor MUI Papua Barat, Senin (6/2).
Foto: Foto : MUI Papua Barat
Silaturahmi MUI Papua Barat dan ormas-ormas Islam Papua Barat serta Kapolda Papua Barat, di Aula kantor MUI Papua Barat, Senin (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat bertemu tokoh-tokoh lintas agama dan masyarakat. Pertemuan tokoh lintas agama tersebut sebagai upaya menjaga situasi dan kondisi Papua Barat agar tetap rukun, aman, dan damai.

"Semua stakeholder di Papua Barat dan Manokwari (bertemu) dalam rangka menyatukan visi, misi, pandangan bersama untuk menjaga Papua Barat ini supaya Papua Barat menjadi zona yang damai," kata Ketua Umum MUI Provinsi Papua Barat, Ahmad Nausrau kepada Republika.co.id, Rabu (8/2).

Pihaknya ingin menghilangkan citra negatif Papua Barat yang disebut-sebut sebagai daerah rawan konflik. Dengan bertemunya tokoh-tokoh lintas agama dan masyarakat serta aparat penegak hukum, diharapkan semua pihak jadi memiliki satu pikiran yang sama. Yakni, berpikir untuk saling bersinergi dalam upaya menjaga Papua Barat agar tetap damai.

Ahmad mengatakan, Papua Barat juga sedang bersiap menyambut pilkada serentak 2017. Sebagai upaya agar pilkada berjalan lancar dan damai. MUI bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik serta Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat memprakarsai kegiatan workshop. Workshop yang diselenggarakan di Kantor MUI Papua Barat pada Senin lalu tersebut bertema Menuju Pilkada Papua Barat yang Damai.

Kapolda Papua Barat dan Pangdam juga hadir di workshop sebagai pemateri. Workshop tersebut juga sebagai upaya mempererat persatuan dan kesatuan. "Kita ingin Papua Barat menjadi contoh nasional bahwa kita bisa menjaga kebersaamaan kita," ujarnya.

Ahmad menambahkan, di dalam workshop tersebut juga sekaligus menjadi ajang pertemuan semua tokoh lintas agama, masyarakat, adat dan tokoh perempuan. Alasan digelarnya workshop itu, karena MUI melihat ada penurunan kepercayaan masyarakat dengan pemerintah. Juga penurunan kepercayaan antar umat beragama dan tokoh-tokoh elit politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement