Selasa 07 Feb 2017 20:33 WIB

BIN: Lima WNI Terduga ISIS Perlu Diperlakukan Manusiawi

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Bayu Hermawan
Ancaman Terorisme masih nyata
Foto: Mardiah
Ancaman Terorisme masih nyata

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Komunikasi Badan Intelijen Negara (BIN), Hari Purwanto mengatakan, lima WNI yang dideportasi dari Turki Januari lalu karena diduga bergabung dengan ISIS harus diterima dan dibina. Hari mengatakan mereka juga merupakan warga negara Indonesia yang mempunyai hak untuk diterima.

Ia menekankan, mereka perlu diperlakukan secara manusiawi serta didekatkan dengan ulama. Tujuannya guna mendapatkan pemahaman lain di luar kerasnya medan perang. "Jangan sampai dikucilkan oleh masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (7/2).

Menurut Hari, pembinaan harus dilakukan dengan terapi psikologis agar jauh dari trauma. Sehingga, mereka dapat kembali lagi bergabung dengan lingkungannya dan hidup seperti biasanya.

"Keterlibatan pemerintah daerah mutlak perlu," ujarnya.

Hari menambahkan, mereka juga perlu diberikan pekerjaan dan santunan sehingga mampu hidup normal dan pruduktif. Dengan begitu, Hari meyakini mereka tak akan bergabung kembali bersama temannya di Suriah.

Sebelumnya, Polda Bali memeriksa lima orang berstatus WNI yang diduga terlibat dengan ISIS. Kelimanya dijemput di Bandara Internasional Ngurah Rai, Badung, Selasa (24/1) pukul 22.15 WITA.

Kelima WNI tersebut seluruhnya beralamat di Cilincing, Jakarta Utara. Mereka berinisial TUAB, MSU, MAU yang berjenis kelamin laki-laki. Sementara dua orang lainnya perempuan yaitu NK dan NAA. Kelimanya ditangkap oleh tentara Turki dan dideportasi ke Indonesia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement