Selasa 07 Feb 2017 17:05 WIB

'Pers Harus Bisa Menjelaskan dan Meredam Distorsi Informasi'

 Masyarakat dan pengiat media sosial saat mengelar kegiatan sosialisasi sekaligus deklarasi masyarakat anti hoax di Jakarta,Ahad (8/1).
Foto: Republika/Prayogi
Masyarakat dan pengiat media sosial saat mengelar kegiatan sosialisasi sekaligus deklarasi masyarakat anti hoax di Jakarta,Ahad (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Rektor Universitas Jambi (Unja) Prof H Johni Najwan menyatakan, masyarakat masih percaya dan berharap keandalan pers bisa meredam distorsi informasi yang kerap muncul serta meresahkan. Menurut Prof Johni, pers juga harus bisa mengarahkan pilihan masyarakat untuk mendapatkan informasi benar di tengah fenomena hoax.

"Pers harus bisa menjelaskan dan meredam distorsi informasi di masyarakat, memiliki inovasi yang bisa menghadang derasnya aliran informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pers harus bisa mengarahkan pilihan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar," kata Johni Najwan di Jambi, Selasa (7/2).

Menurut dia, Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari 2017 merupakan momentum yang tepat bagi insan pers untuk bisa menjawab permasalahan dunia informasi dan komunikasi yang sudah tidak bisa lagi tersaring . Ia menyebutkan telah banyak korban berjatuhan akibat berita-berita bohong dan tidak bisa dipertanggung jawabkan di media sosial. Telah banyak pula kerugian yang ditimbulkan dari fenomena hoax.

Rektor berharap insan pers melalui media massa, cetak, elektronik dan dalam jaringan (online) bisa menjadi media rujukan bagi masyarakat, memberikan penyadaran dan informasi yang dikemas melalui sajian yang inovatif dan kreatif.

"Informasi itu tidak bisa dibendung, apalagi dilawan seketika. Saya kira dunia pers tidak bisa dikatakan kewalahan, namun dinamika dunia informasi dan komunikasi saat ini berkembang begitu pesat dan cepat," katanya.

Menurut dia upaya penyadaran masyarakat untuk bijak, selektif dan membudayakan check and recheck terhadap informasi menjadi hal yang penting dan bisa diupayakan, salah satunya melalui media massa.

Ia masih optimistis dunia pers bisa berperan untuk memberikan arah informasi, pencerahan, edukasi, dan menggunakan agenda setting termasuk menghadirkan berita dan informasi cepat, langsung diterima di tangan masyarakat melalui gadget dengan sajian yang informatif dan sehat.

Di sisi lain, kode etik profesi menurut dia harus ditegakan dan menjadi rambu-rambu yang menjaga perjalanan dunia jurnalistik di tanah air. "Saya yakin kehadiran laporan media mainstream masih ditunggu masyarakat dan menjadi rujukan, insan pers ke depan jelas dihadapkan tantangan besar dan juga tanggung jawab sosial yang besar pula," kata Prof H Johni Najwan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement