REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Angin kencang melanda sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (7/2). Di beberapa daerah pepohonan di pinggir jalan raya tumbang dan menimpa rumah serta kendaraan bermotor yang di parkir pemiliknya.
Prakirawan Cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok, Kadek Setiya Wati, menjelaskan berdasarkan analisis data pada 5-6 Februari 2017, terlihat adanya pusat tekanan rendah di barat laut Benua Australia (994 hPa) yang menarik massa pada udara dengan kuat di sekitar wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kondisi cuaca di Benua Australia itu dirasakan sebagai angin kencang di wilayah NTB," katanya.
Akibat pusat tekanan rendah tersebut, kata dia potensi hujan lebat dan angin kencang terjadi di wilayah Kota Mataram, Kota Bima, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, dan Bima.
Hal yang perlu diwaspadai akibat kondisi cuaca buruk tersebut adalah genangan air di Kabupaten Dompu, Bima dan sekitarnya. BMKG juga meminta masyarakat mewaspadai adanya pohon tumbang, papan reklame roboh dan lainnya. BMKG juga meminta otoritas pelabuhan di NTB, untuk mewaspadai kecepatan angin yang cukup tinggi, yakni 20-30 kilometer per jam.
Selain itu, masyarakat juga diminta mewaspadai gelombang tinggi di perairan Selat Alas, Selat Lombok, perairan utara NTB, dan perairan selatan NTB yang mencapai lebih dari tiga meter, dan Selat Sape yang mencapai lebih dari dua meter, sehingga berbahaya bagi aktivitas penyeberangan kapal ferry. "Kondisi hujan lebat dan angin kencang diperkirakan berlangsung hingga 9 Februari 2017," ujarnya.
Sementara itu, pantauan di Kota Mataram, puluhan pohon berukuran relatif besar yang tumbuh di pinggir jalan raya tumbang karena tidak kuat menahan angin kencang. Satu orang warga Kota Mataram dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa pohon tumbang.