Senin 06 Feb 2017 20:11 WIB

Satpol PP Purwakarta Intensifkan Razia Indekos

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ani Nursalikah
Tiga anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berdiri di depan pintu rumah kos usai gelar razia.
Foto: Antara/Jessica Wuysang
Tiga anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berdiri di depan pintu rumah kos usai gelar razia.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Purwakarta menengarai kos-kosan jadi sarang mesum dan narkoba. Karena itu, aparat penegak peraturan daerah (Perda) ini mengintensifkan lagi razia kos-kosan mengingat, saat ini rumah berbayar tersebut sudah sangat menjamur.

Kabid Trantibum Sat Pol PP Kabupaten Purwakarta, Aulia Pamungkas mengatakan saat ini operasi cipta kondisi kembali ditingkatkan. Setiap malam, petugas merazia kos-kosan. Satpol sering menerima laporan masyarakat, bila rumah berbayar itu sering dijadikan tempat mesum.

"Tak menutup kemungkinan juga, kos-kosan jadi sarang narkoba. Bahkan, teroris," ujar Aulia, kepada Republika.co.id, Senin (6/2).

Menurutnya, saat ini kos-kosan banyak menjamur di wilayah Purwakarta. Tak hanya di perkotaan, di peloksok desa juga ada. Mengingat, Purwakarta merupakan wilayah industri. Sehingga, penduduk lokal tergiur membangun jaringan bisnis dengan menyewakan kos-kosan.

Dalam operasi tersebut, jajarannya dibantu oleh petugas dari unsur TNI/Polri. Operasi pun membuahkan hasil. Pada akhir pekan kemarin, pihaknya mengamankan empat pasangan yang bukan suami-isteri. Mereka, berada di kos-kosan.

"Empat pasangan ini, kami data lalu kasusnya diserahkan ke aparat kepolisian guna di tindak lanjuti," jelasnya.

Aulia mengaku, kegiatan ini merupakan agenda rutin jajarannya. Setiap malam, pihaknya akan menurunkan anggota untuk menyisir sejumlah lokasi, baik hotel, penginapan maupun kos-kosan.

 

Selain razia kos-kosan, setiap malam jajarannya yang dibantu petugas gabungan pun menggiatkan patroli ke sejumlah wilayah. Kegiatan rutin ini, upaya menjaga ketertiban umum dari kenakalan remaja.

 

Dia menambahkan, rasa aman dan nyaman, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, Satpol PP, kepolisian dan TNI, tapi tanggung jawab bersama seluruh kalangan masyarakat. Untuk itu, pihaknya berharap masyarakat bisa turut membantu untuk menjaga kententraman di masing-masing wilayahnya.

"Bila ada gelagat yang mencurikan di lingkungan terdekat, segera laporkan ke kami," ujarnya.

 

Sementara itu, Fauzan Abdilah (36 tahun), penghuni indekos asal Kelurahan Nagri Kaler, mengaku, dirinya sangat mengapresiasi dengan kegiatan operasi malam ini. Memang benar, saat ini indekos sering disalahgunakan oleh oknum penyewa, terutama, kalangan muda-mudi.

"Setiap Sabtu malam, kami yang sudah berkeluarga sering terganggu dengan para tetangga kos yang masih muda-muda. Mereka, suka membawa pasangannya ke indekos," ujarnya.

Akan tetapi, dirinya dan penghuni kos-an yang lain tak berdaya. Sebab, bila dilaporkan nanti bisa menimbulkan konflik antar sesama penghuni kos. Karenanya, bila perilaku mereka sudah diluar batas, maka biasanya akan dilaporkan ke Ketua RT atau tokoh masyarakat setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement