REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mendukung hak angket untuk menyelidiki dugaan penyadapan percakapan antara KH Ma'ruf Amin dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Fahri khawatir ada campur tangan intelijen asing dalam kasus penyadapan tersebut. Ia menduga intelijen asing telah merajalela di Indonesia.
Mereka berjualan data-data intelijen kepada pihak luar dan pihak-pihak di dalam negeri yang berkepentingan. Ia menduga, penyadapan terhadap SBY dan KH Ma'ruf Asing dilakukan oleh asing.
"Saya mengusulkan, karena penyadapan ini menurut saya juga sebagiannya adalah aktivitas asing. Jadi yang menyadap kita itu teknologi dan aparatur asing," kata Fahri Hamzah di Kabupaten Bekasi, Ahad (5/2).
Menurut Fahri, DPR RI perlu menyiapkan tim investigasi untuk mengetahui betul seberapa kebocoran data bangsa Indonesia ini di tangan orang lain. Para agen mata-mata, pengkhianat, dan pencuri data elit Indonesia membawa data ke luar negeri.
"Saya duga itu dilakukan, ada juga antek-anteknya di dalam negeri. Karena itu saya, angket diperlukan untuk mengetahui secara persis seberapa bocor bangsa Indonesia ini sekarang," ujarnya.
Seperti diketahui, tim kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyinggung adanya penyadapan komunikasi dua orang ini dalam sidang lanjutan kasus penistaan agama, akhir Januari silam.