Jumat 03 Feb 2017 16:50 WIB

Pemerintah Butuh Proaktif Agar Pencak Silat Warisan UNESCO

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pesilat Putri Jawa Barat Pramudita Yuristya (kiri), Gina Tri Lestari (tengah), dan Lutfi Nurhasanah (kanan) tampil dalam final Pencak Silat nomor seni beregu Putri PON XIX
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pesilat Putri Jawa Barat Pramudita Yuristya (kiri), Gina Tri Lestari (tengah), dan Lutfi Nurhasanah (kanan) tampil dalam final Pencak Silat nomor seni beregu Putri PON XIX

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Republik Indonesia tengah berupaya menominasikan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2018. Menurut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil agar pencak silat ini bisa ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, pemerintah harus proaktif untuk mempromosikannya.

"Upaya menyelenggarakan pentas pencak silat, adalah salah satu cara agar para juri bisa tertarik untuk memasukkan pencak silat ke dalam daftar tersebut," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Jumat (3/2).

Emil mengatakan, ia mendukung kalau memang Bandung dipercaya oleh komunitas pencak silat untuk mengirimkan dan mewakili dipromasi ini. "Dengan senang hati kami akan dukung. Salah satunya kita akan mengirimkan pencaknya," kata Emil.

Namun, menurut Emil, ada hal lain yang bisa ditampilkan Indonesia terkait pencak silat selain aspek bela dirinya. Ada pula unsur-unsur seni, musik, dan busana yang bisa menjadi nilai tambah.

"Kalau hanya bela dirinya saja saingannya banyak. Tapi ini kan pencak silat, bela diri yang ada ngibing (menari), berarti melestarikan musik tradisi," kata Emil seraya mengatakan, bajunya pun bisa didekor-dekor berarti melestarikan busana tradisional.

Menurut Deputi Wakil Tetap Republik Indonesia di Unesco, Fauzi Soelaeman, untuk mendukung upaya itu, rencananya pada Mei 2017 nanti pemerintah melalui Duta Besar/akan mengadakan pagelaran Pencak Silat di gedung UNESCO, Paris, Perancis. Jadi, Ia berkomunikasi dengan Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil, selaku pimpinan daerah di ibu kota Jawa Barat. Agar, bisa mengirimkan delegasi pencak silat untuk tampil di sana.

Fauzi mengatakan, setiap dua tahun sekali, Indonesia selalu mengirimkan kekayaan warisan budayanya ke UNESCO. Jangka waktu dua tahun itu merupakan ketetapan dari UNESCO Lembaga PBB tersebut hanya bisa memproses 50 permohonan setiap tahunnya dari seluruh negara.

"Tahun lalu sudah kita daftarkan Kapal Pinisi. Untuk tahun ini kita akan upayakan pencak silat agar bisa masuk ke daftar di tahun 2018 untuk ditetapkan di 2019," kata Fauzi.

Upaya ini, kata dia, akan dioptimalkan agar usulan tersebut tidak ditolak oleh UNESCO. Karena, sudah ada beberapa usulan Indonesia yang ditolak karena berbagai faktor. Jika nilainya kurang, maka bisa upayakan dengan cara-cara promosi yang intensif sehingga bisa mengubah pandangan juri. "Itu yang terjadi pada yoga saat diajukan India tahun sebelumnya," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement