REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi tengah menyusun peta rawan bencana. Diharapkan April mendatang peta tersebut bisa segera rampung. Sehingga, pihaknya bisa menyusun kebijakan penanggulangan bencana terhadap wilayah-wilayah yang berpotensi rawan bencana.
Kepala BPBD Kota Cimahi, Dani Bastian mengaku peta rawan bencana sudah dibuat 2014 lalu, namun saat ini pihaknya memperbaharui ulang dan mengecek daerah-daerah yang berpotensi rawan bencana. Dalam peta tersebut, wilayah yang berpotensi rawan yaitu Cipageran dan Citeureup, Cimahi Utara dan Melong, Cimahi Selatan.
"Kita cek kembali apakah wilayah tersebut rawan bencana atau tidak," ujarnya saat ditemui di kantornya, Kamis (2/2). Menurutnya, Kota Cimahi terbagi tiga wilayah, yaitu Utara, Tengah dan Selatan.
Karakteristik wilayah utara berada di atas permukaan dan dianggap berpotensi rawan bencana longsor. Sementara wilayah tengah, masuk dataran rendah dan cenderung minim rawan bencana dan wilayah Selatan berpotensi rawan bencana banjir.
"Potensi banjir di Selatan dan Longsor di Utara tidak terlalu besar namun kemungkinan bencana bisa terjadi tiap saat," ungkapnya. Ia mengatakan peta rawan bencana di Kota Cimahi diperkirakan akan rampung pada April 2017 mendatang.
Saat ini, dirinya mengaku tim tengah melakukan kajian, pencarian data dan melakukan orientasi bersama dinas terkait. Sementara itu, fasilitas yang digunakan BPBD Kota Cimahi hanya memanfaatkan kendaraan roda empat dua mobil dan dua motor trail.
Pihaknya mengaku masih membutuhkan fasilitas lain seperti alat transportasi dan komunikasi agar lebih maksimal. Namun, tahun anggaran 2017 tidak ada penambahan fasilitas. "Kita memanfaatkan fasilitas yang ada," ungkapnya.