Selasa 31 Jan 2017 01:56 WIB

Budaya Minang Fondasi Pengembangan Wisata Sumbar

Ilustrasi
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Budaya Minangkabau dinilai bisa menjadi salah satu pondasi penting dalam mengembangkan pariwisata di Sumatra Barat. Karena budaya ini memiliki daya tarik sehingga perlu menjadi perhatian pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat ke depan.

"Budaya Minang dengan sistem kekerabatan mengikuti garis keturunan ibu (matrilineal) bisa sangat menarik bagi wisatawan jika dikemas dengan benar," kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit di Padang, Senin (30/1).

Apalagi, menurut dia, meski berada dalam kerangka budaya Minangkabau, tetapi ragam budaya tiap kabupaten dan kota berbeda-beda sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan.

"Kita juga punya banyak situs budaya yang bisa menunjang wisata daerah seperti Istana Pagaruyung, Seribu Rumah Gadang dan Percandian Padang Roco," ujar dia.

Ia yakin wisata budaya tersebut nanti akan bisa menggerakkan perekonomian masyarakat setempat hingga bisa meningkatkan kesejahteraannya.

Agar hal tersebut cepat terealisasi, maka selain Dinas Pariwisata Sumbar, Dinas Kebudayaan menurutnya juga harus ambil andil dalam mengembangkan wisata berbasis budaya itu. "Karena basisnya adalah budaya, maka dinas terkait tentu juga harus terlibat," katanya.

Terkait pengembangan wisata halal yang sedang digalakkan saat itu menurutnya tidak akan berbenturan dengan konsep wisata budaya tersebut. Malah akan saling mendukung.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Taufik Efendi mengatakan, pihaknya telah merencanakan akan membuat kalender kegiatan budaya di daerah itu. Kalender itu mengatur agar tiap kegiatan tidak berbenturan dari segi waktu pelaksanaan.

"Kita tengah menyusun kalender kegiatan tersebut dengan kabupaten/kota. Setiap kabupaten dan kota harus menampilkan sesuatu yang berbeda dari daerah lain," ujar dia.

Ia optimistis dengan adanya kegiatan budaya yang tertata waktunya, akan menarik wisatawan untuk datang ke Sumbar. "Kalender kegiatan itu akan terealisasi paling lambat 2018. Namun untuk daerah yang telah memiliki jadwal pelaksanaan kegiatan kebudayaan seperti tabuik di Pariaman, akan dimulai sejak sekarang," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement