REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok berencana mendatangkan pengajar untuk para penderita disabilitas di Kepulauan Seribu. Hal tersebut ia ungkapkan saat kampanye blusukan di Pulau Harapan Senin (30/1).
Saat kampanye blusukan, pejawat itu bertemu dengan beberapa anak penderita disabilitas. Salah satunya adalah seorang warga Pulau Harapan yang memiliki gangguan pendengaran atau tuna rungu. Saat pertama menghampiri, Ahok sempat mengajak mengobrol anak tersebut, tak berapa lama orangtua dari anak itu menjelaskan keterbatasan yang dimiliki oleh anaknya.
"Anak saya tuna rungu Pak, jadi tidak bisa diajak bicara," ujar orangtua dari anak tersebut kepada Ahok.
Pantauan Republika, tak hanya satu anak disabilitas di Pulau Harapan. Beberapa anak diketahui menderita polio, tuna rungu dan berkebutuhan khusus. Menurut keterangan salah seorang warga, penyebab banyaknya anak berkebutuhan khusus di Pulau Harapan lantaran pernikahan kerabat yang dilakukan para orangtuanya.
"Tidak mungkin kan mereka (penderita disabilitas) ke Jakarta untuk sekolah. Kami lagi pikir gimana kalau ga sabtu atau minggu ada guru yang datang. Nanti mereka bisa sambil wisata, kami sediakan kapal dan penginapan. Sehingga nanti guru dikumpulkan," jelas Ahok.
Apalagi, sambung Ahok, di pulau Harapan diketahui belum memiliki Sekolah Luar Biasa (SLB). "Nanti kami siapkan guru untuk anak yang berkebutuhan khusus. Tiap Sabtu dan Minggu anak-anak ini kami kumpulkan. Kan di sini juga belum ada SLB," tambah Ahok.