Jumat 27 Jan 2017 08:55 WIB

Survei Ungkap Alasan Warga Pilih Agus, Ahok, dan Anies

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Indira Rezkisari
 Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno usai mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.
Foto: Republika/Prayogi
Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno usai mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alvara Research Center merilis hasil survei tentang tingkat keterpilihan atau elektabilitas pasangan calon kandidat Pilkada DKI 2017. Dalam survei juga ditemukan berbagai alasan warga DKI memilih jagonya dan alasan tidak memilih calon lainnya.

CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan, mayoritas responden memilih pasangan Agus-Sylvi karena alasan tegas dan masih muda. Sementara pemilih Ahok-Djarot beralasan pasangan nomor urut dua ini kinerjanya bagus dan tegas.

"Kalau pemilih Anies-Sandi mayoritas beralasan pasangan ini intelek atau pintar dan santun," kata Ali dalam paparannya di Jakarta, Kamis (26/1).

Ali menambahkan, dalam survei ini juga ditanyakan alasan pemilih tidak memilih kandidat lain. Untuk pemilih yang tidak menjatuhkan pilihannya kepada Agus-Sylvi, sebagian besar beralasan lantaran pasangan nomor satu ini kurang berpengalaman dan terlalu muda.

Sementara yang tidak memilih Ahok-Djarot, warga DKI mayoritas beralasan karena penistaan agama dan banyak masalah. Untuk masyarakat yang tidak memilih Anies-Sandi alasannya kerjanya belum nyata dan kurang berpengalaman.

Ali mengatakan, elektabilitas secara keseluruhan pasangan Agus-Sylvi sebesar 31,75 persen. Ahok-Djarot sebesar 34,83 persen dan Anies-Sandi 22,17 persen. Sementara pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 11,25 persen.

"Sehingga Pilkada DKI berpotensi dua putaran, pasangan Agus Sylvi dan Ahok-Djarot yang berpotensi maju di putaran dua," kata Ali.

Proses pengumpulan data survei dilakukan pada 11-17 Januari 2017. Survei dilakukan melalui tatap muka ke rumah warga terhadap 1200 responden warga DKI di 120 kelurahan. Penyebaran sampel responden di Kecamatan mengikuti proporsi sebaran populasi penduduk DKI di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan hingga Kepulauan Seribu.

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error sebesar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Proporsi pria dan wanita dalam survei ini 50:50, dengan 85,9 persen responden dalam survei beragama Islam. 

"Kami bukan konsultan politik, kami lembaga riset yang tidak terikat dengan kandidat manapun. Semua biaya survei dari kami pribadi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement