REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkab Sukabumi mulai menggiatkan sosialisasi pengembangan geopark Ciletuh-Palabuhanratu menjadi geopark dunia. Upaya ini untuk mewujudkan Ciletuh-Palabuhanratu menjadi United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) Global Geopark (UGG) pada 2017 ini.
"Sejumlah upaya dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang diminta Unesco," ujar Bupati Sukabumi Marwan Hamami kepada wartawan di Pendopo Negara Sukabumi Rabu (25/1) siang.
Salah satunya dengan memberikan sosialisasi pengembangan Ciletuh-Palabuhanratu menjadi UGG kepada semua kepala organisasi perangkat daerah (OPD), camat, dan unsur terkait lainnya. Marwan mengungkapkan, sosialiasi mengenai geopark ini diperlukan untuk menyamakan persepsi di pemerintahan dan masyarakat. Dikhawatirkan ada sejumlah masyarakat yang tidak mengetahui mengenai keberadan geopark.
Harapannya, terang Marwan, pada penilaian yang dilakukan Unesco pada April dan Mei mendatang persyaratan yang diminta telah dipenuhi. Meskipun belum mencapai 100 persen lanjut dia minimal titik-titik yang menjadi rujukan dari tim Unesco bisa mendekati di atas 70 persen.
Menurut Marwan, salah satu persiapan yang tengah difokuskan adalah penerapan kurikulum muatan lokal (mulok) mengenai geopark. Targetnya, pada 15 Februari 2017 nanti mulok mengenai geopark tersebut bisa segera rampung dan diterapkan di delapan kecamatan yang berada di kawasan Geoparik Ciletuh-Palabuhanratu.
Kedelapan kecamatan yang masuk geopark yakni Ciracap, Ciemas, Surade, Waluran, Simpenan, Palabuhanratu, Cisolok, dan Cikakak. Sementara jumlah desa yang ada dalam kawasan geopark mencapai sebanyak 74. Marwan menerangkan, pengembangan geopark ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Hal ini disebabkan Jawa Barat belum mempunyai andalan destinasi. Diterangkan Marwan, dari sepuluh destinasi nasional wilayah Jabar tidak ada satu pun masuk ke dalamnya.