REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Festival Jenderal Soedirman yang dipusatkan di lapangan Monumen tempat lahir Jenderal Soedirman Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga, Selasa (24/1), dihadiri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryaicudu. Beberapa pejabat di kementerian pertahanan dari kalangan perwira tinggi TNI, juga ikut hadir dalam acara tersebut.
''Kami sengaja mengundang Menteri Pertahanan dalam acara ini, sekaligus untuk mengangkat nama Purbalingga di kancah Nasional,'' jelas Bupati Purbalingga, Tasdi, Selasa (24/1).
Dalam acara tersebut, juga digelar upacara pengukuhan kader bela negara Kabupaten Purbalingga 2017 yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Festival Jenderal Soedirman. Di tengah guyuran hujan yang cukup lebat, Menhan Ryamizard Ryacudu yang memimpin upacara yang diikuti sekitar 450 orang kader bela negara.
Bupati menyatakan, kegiatan Festival digelar bersamaan dengan tanggal lahir Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TNI. ''101 Tahun yang lalu, di tempat ini telah lahir seorang jenderal pejuang yang telah mengharumkan bangsa dan negara ini,'' katanya.
Dia juga menyatakan, FJS diselenggarakan di Desa Bantar Barang, Kecamatan Rembang sebagai upaya Pemkab Purbalingga untuk menghargai jasa pahlawannya, dan sebagai suri tauladan bagi generasi muda. Bupati berharap, penyelenggaraan FJS ke depan bisa menjadi agenda nasional.
''FJS diselenggarakan tanggal 24 hingga 29 Januari, juga mempunyai arti penting karena tanggal 24 Januari sebagai tanggal lahir dan 29 sebagai tanggal meninggalnya Jenderal Sudirman,'' kata Tasdi.
Menhan Ryamizard, dalam kesematan menyambut baik kegiatan FJS, dikarenakan dapat selalu memupuk jiwa nasinalisme dan patriotisme sabagai bangasa Indonesia. Dia mengingatkan, perkembangan geopolitik saat ini telah melahirkan berbagai ancaman bagi NKRI, baik ancaman yang belum nyata maupun yang sudah nyata.
Ancaman yang belum nyata, antara lain berupa perang terbuka antar negara. ''Meski kecil kemungkinan terjadi, bangsa Indonesia dituntut selalu waspada karena ancaman itu bisa jadi nyata jika kedaulatan terganggu,'' katanya.
Sedangkan ancaman yang telah nyata, antara lain berupa masalah terorisme, radikalisme, dan separatisme, pencurian sumber daya alam di wilayah kedaulatan Indonesia, pelanggaran hukum di wilayah perbatasan, perang cyber, dan juga penyalahgunaan narkoba yang berpotensi merusak generasi bangsa.
''Untuk menghadapi ancaman baik nyata maupun yang belum nyata, perlu tumbuh kesadaran bela negara bagi setiap warga negara,'' tegasnya.
Festival Jenderal Soedirman akan dilaksanakan salama lima hari, dengan diisi berbagai kegiatan. Antara lain demonstrasi berkuda dan military expo, Lomba Kreasi Seni Pelajar, Marathon Tandu 5 Km, Konser Band Netral, Parade Sepeda Onthel 10 Km, Istighotsah, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Penutupan FJS dan Haul Jenderal Soedirman.