Selasa 24 Jan 2017 08:41 WIB

Wapres akan Resmikan Flyover Antapani

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah petugas mengatur arus lalu lintas di ruas Jalan Jakarta saat geladi bersih peresmian jembatan layang Antapani, Kota Bandung, Senin (23/1).
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah petugas mengatur arus lalu lintas di ruas Jalan Jakarta saat geladi bersih peresmian jembatan layang Antapani, Kota Bandung, Senin (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla akan meresmikan flyover Antapani di Kiara Condong, Bandung Jawa Barat sekaligus melakukan peninjauan pada Selasa (24/1). Peresmian tersebut juga akan didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Berdasarkan data Kementerian PUPR, jembatan tersebut terletak di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Kiara Condong dan Batununggal, Bandung, Jawa Barat. Pembangunannya dimulai pada 10 Juni 2016. Setelah enam bulan pekerjaan konstruksi, flyover tersebut rampung serta telah melalui tes uji coba lalu lintas pada 28 Desember 2016 dan serangkaian tes lainnya. 

Pembangunan flyover Antapani bertujuan untuk mengatasi kemacetan yang setiap hari terjadi di persimpangan Jalan Antapani dan Jalan Terusan Jakarta. Terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari serta akhir pekan. 

Flyover Antapani merupakan proyek percontohan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia. Baja struktur yang digunakan di flyover Antapani berbentuk corrugated atau armco dengan tiga jumlah bentang. Panjang untuk bentang tengah adalah 22 meter dengan tinggi ruang bebas vertikal 5,1 meter dan lebar bentang lainnya (u-turn) adalah 9 meter. 

CMP adalah teknologi yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang Kementerian PUPR. Teknologi ini merupakan pengembangan teknologi timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang. 

Kelebihan CMP adalah masa konstruksi yang lebih cepat 50 persen, jika dibandingkan untuk konstruksi beton yang umumnya memakan waktu 12 bulan. Sementara CMP hanya memerlukan enam bulan. 

Kelebihan lainnya adalah bentangan konstruksi jembatan panjang lengkungannya dapat mencapai 36 meter sehingga mampu mengakomodir hingga delapan lajur kendaraan di bawah jembatan. Pelaksanaan konstruksi CMP juga tidak mengharuskan penutupan jalur kendaraan, sehingga memberikan dampak yang sangat kecil terhadap kemacetan di sekitar lokasi konstruksi. 

Penggunaan baja bergelombang, selain mempercepat waktu pelaksanaan flyover juga lebih efisien secara pembiayaan. Biasanya, untuk membuat satu buah jembatan dengan beton bertulang, membutuhkan biaya sekitar Rp 120 miliar. Tetapi, untuk pembuatan flyover dengan struktur baja bergelombang dan timbunan ringan mortar busa, hanya membutuhkan anggaran Rp 35 miliar.

Pembangunan flyover Antapani merupakan proyek kerja sama antara Pusjatan Kementerian PUPR, Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Korea. Dari anggaran Rp 35 miliar yang dibutuhkan untuk pembangunan flyover Antapani, komposisi pembiayaan terdiri Rp 22 miliar berasal dari Pusjatan Kementerian PUPR, Rp 10 miliar dari Pemerintah Kota Bandung dan Rp 3 miliar dari Pemerintah Korea dalam bentuk komponen material.

Usai meresmikan flyover Antapani, Jusuf Kalla akan memberikan keynote speech pada Rapat Pimpinan Provinsi III Kadin Jawa Barat dan Dialog Ekonomi Nasional di Hotel Aryaduta, Bandung.  Setelah itu, sebelum menghadiri ratas di Istana Negara, Jusuf Kalla akan 

memberikan pengarahan pada Forum Penanggulangan Tumpahan Minyak dan Bahan Kimia Berbahaya Beracun (B3) yang mengangkat tema “Menjaga Keselamatan Kerja dan Melindungi Perairan Alam Indonesia Secara Efektif dan Efesien” diselenggarakan oleh Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement