REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perhubungan DKI Jakarta menegaskan tidak akan melakukan penutupan Jalan Fatmawati. Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko menyatakan bahwa di ruas jalan tersebut hanya akan ada pengurangan jalur yang sudah ada saat ini.
"Sudah disampaikan bahwa hanya ada pengurangan lajur, dan juga tidak secara keseluruhan. Pengurangan jalur sekitar 230 meter dan tahapannya bertahap. Jadi sifatnya tidak ada penutupan ruas jalan Fatmawati," ujar Sigit kepada Republika.co.id, Jumat (20/1).
Ia mengatakan, saat pembangunan Stasiun MRT Haji Nawi pun pihaknya bekerjasama dengan Ditlantas Polda Metro Jaya akan melakukan rekayasa lalu lintas, sehingga pembangunan tersebut tidak menganggu aktivitas masyarakat.
"Nanti pada pada saat MRT Stasiun akan ada rekayasa lalin yaitu jadi kita hanya mengurangi lajur yang ada saja," kata Sigit.
Sebelumnya diberitakan, penutupan jalan akan dilakukan sepanjang 300 meter di Stasiun MRT Haji Nawi, Jalan RS Fatmawati, persisnya mulai dari depan pertigaan Jalan Abdul Majid Raya menuju ke arah selatan hingga depan pertigaan Jalan Darul Ma'arif. Penutupan jalan tersebut akan dilakukan selama enam bulan masa pengerjaan, yaitu mulai 4 Februari hingga 11 Agustus 2017.
Warga dan pedagang yang berada di sekitar proyek tersebut mengeluhkan pemerintah yang akan melakukan penutupan jalan tersebut. Salah satu pemilik toko yang menjual peralatan kantor, Agus Salim (50) mengatakan, jika penutupan jalan tersebut dilakukan maka akan menganggu jalannya usahanya.
"Terganggu pasti, tapi untuk masalah MRT-nya berguna bahkan sangat berguna untuk perkembangan transportasi di Jakarta. Tapi, kalau bisa jalannya tidak ditutup semuanya itu akan lebih bagus," ujar Agus saat ditemui di tokonya yang berada tak jauh dari proyek tersebut, Jumat (20/1).