Kamis 19 Jan 2017 17:22 WIB

Tujuh Beruang Kebun Binatang Surabaya Jalani Program Diet

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Beruang hitam (ilustrasi)
Foto: usmagazine
Beruang hitam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tujuh beruang Kebun Binatang Surabaya (KBS) menjalani program diet. Binatang omnivore dengan nama latin Helarctos Malayanus tersebut menjalani program diet untuk menjaga kesehatan. 

Kepala Nutrisi dan karantina Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS), dr Rachmat mengatakan berat badan beruang saat ini rata-rata sekitar 80 kilogram. Timnya akan menurunkan minimal 10 persen dari berat badan beruang tersebut.

Beruang-beruang di KBS, lanjutnya, akan menjalani program diet selama enam bulan ke depan dengan cara mengganti makanan satwa. "Sebelumnya mereka diberi makan nasi dan jagung selama dua kali dalam sehari yaitu tiap pagi dan sore, namun kali ini makanan diganti dengan buah dan sayur," katanya melalui siaran pers, Kamis (19/1).

Dokter Rahmat menambahkan, untuk menurunkan berat badan beruang bisa dilihat secara fisik dengan memperhatikan tubuhnya. "Jadi untuk menurunkan berat badan beruang, tergantung tubuh dan kulit beruang," imbuhnya.

Menurutnya, berat badan seekor beruang dikategorikan ideal jika seekor beruang memiliki panjang tubuhnya 1,40 meter, tinggi punggungnya 70 sentimeter dan berat berkisar 50 sampai 65 kilogram. Nantinya, makanan beruang pada masa program diet diganti dengan buah seperti pepaya, pisang, dan beberapa sayuran supaya lemak yang ada di tubuh beruang sedikit demi sedikit berkurang. 

"Selain mengganti makanan beruang, keeper juga mengajak para beruang untuk bergerak karena beruang-beruang yang mengalami kegemukan tersebut perlu banyak aktivitas," jelasnya.

Sementara itu, Direktur PDTS KBS, Chairul Anwar mengimbau kepada pengunjung untuk tidak memberikan makanan kepada satwa. Sebab, ada beberapa jenis makanan manusia dan hewan yang berbeda. 

"Makanan yang dianggap bergizi oleh manusia belum tentu cocok dengan gizi hewan. Bisa saja makanan manusia yang diberikan kepada hewan menyebabkan masalah kesehatan yang serius," ucapnya.

Menurut mantan Direktur PDAM Kabupaten Pasuruan tersebut, setiap hewan memiliki cara makan yang berbeda-beda. Seperti diet dan pilihan makanan untuk satwa karena kesehatan satwa tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement