REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 10 seniman dari Museum Sonobudoyo tampil di King Abdul Azis University Jeddah selama sepekan (16-20 Januari) 2017 ini. Mereka menampilkan wayang kulit sebanyak empat kali dan salah satu lakonnya Bimo Kurdo. Setiap kali tampil waktunya 45 menit.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Rabu (18/1). Mereka tampil dalam rangka Hari Ulang Tahun King Abul Azis University. Semuanya dari transportasi sampai akomodasi selama mereka berada di sana dibiayai semua oleh King Abdul Azis University.
"Dalam sejarah baru kali ini wayang kulit dari Indonesia, khususnya Yogyakarta bisa tampil di Arab Saudi. Apalagi wayang kulit ini awal mulanya berasal dari budaya Hindu," kata Umar.
Tim wayang kulit dari Sonobudoyo berusia 50 tahun ke atas. Ketertarikan dari King Abdul Azis University berawal dari setahun yang lalu saat General Manager University datang ke Yogyakarta dan melihat wayang kulit di Museum Sonobudoyo. Dia merasa aneh karena dalang dan sindennya sudah tua.
"Waktu itu kami i ceritakan bahwa di Yogyakarta pemain wayang kulit yang tua tetap dilestarikan masih bagus mainnya. Apalagi yang muda-muda. Mereka ingin tahu bagaimana teknologi ini lahir di dalam art. Lalu saya jelaskan bahwa dalam wayang kulit ini instrument musiknya lengkap, yakni ada yang dipukul, di tiup, digesek dan ditari. Dan, yang namanya Ki dalang meskipun tidak melihat mereka bisa main dengan harmoni dan ini betul-betul knowledge management," kata Umar.
Karena itulah dari King Abdul Azis University tertarik dan mengundang seniman wayang kulit dari Sonobudoyo untuk tampil di sana. Menurut laporan dari tim yang berangkat ke Jeddah, kata Umar menambahkan, saat gladi resik, seniman yang muslim akan diajak untuk umroh.