Rabu 18 Jan 2017 13:14 WIB

Keamanan Penerbangan Jadi Fokus KSAU yang Baru

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Bayu Hermawan
Marsekal Madya (Marsdya) Hadi Tjahjanto diambil sumpah dalam pelantikan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (18/1).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Marsekal Madya (Marsdya) Hadi Tjahjanto diambil sumpah dalam pelantikan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto‎ berjanji akan memperbaiki perencanaan sebelum penerbangan angakatan udara dilakukan. Hal ini dilakukan agar penerbangan bisa lebih aman setelah cukup seringnya eksiden dan kecelakaan udara di dunia penerbangan TNI.

Hadi menjelaskan,‎ pihaknya saat ini tengah mengevaluasi sejumlah kecelakaan penerbangan yang terjadi akhir-akhir ini. Temuan dari evaluasi ini nantinya akan menjadi koreksi sehingga kecelakan tidak kembali menimpa dan menimbulkan korban baru.

"Benar-benar akan saya awasi dan turun ke bawah," kata Hadi di Istana Presiden, Rabu (18/1).

Pria yang baru diangkat jabatan dari Irjen Kementerian Pertahanan RI menjadi KSAU TNI ini menuturkan,‎ manajemen menjadi faktor penting dalam menjaga keselamatan penerbangan. Dengan manajeman yang tertata maka kecelakaan bisa terhindarkan.

Salah satu perbaikam manajeman ini adalah dengan peremajaan pesawat terbang. Sesuai dengan rencana strategis (renstra) hingga ‎2024, akan ada peremajaan pesawat F-5 yang akan diganti dengan pesawat baru. Pesawat F-5 sudah lama tidak diterbangkan sehingga riskan jika digunakan dalam dunia penerbangan.

Di sisi lain TNI Angkatan Udara juga akan mendapatkan sejumlah pesawat yang dihasilkan dari hibah. Pesawat F-16 sebanyak ‎14 telah datang dan tinggal menunggu 10 pesawat serupa dari total hibah sebanyak 24 pesawat. Selain itu, terdapat pesawat Hercules yang juga didapatkan dari negara luar.‎

"Hercules ini baik semuanya untuk terbang," ujarnya.

Sedangkan untuk pengadaan pesawat sukoi, Hadi menyebut bahwa pihaknya masih membuat rencana pembelian ini dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Sebab, tugas dalam pembelian berada di tangah Kemenhan, TNI AU hanya memberikan kriteria dari pesawat yang baiknya dibeli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement