REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hasil debat Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran pertama dinilai belum akan berdampak signifikan terhadap kecenderungan pilihan masyarakat (elektabilitas). Karena, debat pertama belum menyasar kepada solusi khusus untuk mengatasi masalah di Jakarta.
"Dalam debat kemarin belum terlalu terlihat diferensiasi antara satu paslon dengan paslon lain. Kami melihat belum ada turunan teknis program kerja yang nyata dari ketiga paslon, " ujar Direktur Populi Center, Usep S Ahyar kepada Republika.co.id, Senin (16/1).
Sehingga, Usep memperkirakan kondisi elektabilitas ketiga paslon tidak akan banyak bergeser. Menurut Usep, performa dan paparan visi-misi ketiga paslon dalam debat putaran pertama masih berada dalam taraf umum. Debat publik belum menyasar kepada solusi spesifik untuk mengatasi problem di DKI Jakarta.
Hal senada juga disampaikan Wakil Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas. Menurut dia, belum ada solusi khas yang ditawarkan oleh ketiga paslon dalam mengatasi problem sosial di Jakarta.
Meski demikian, pihaknya menilai performa ketiga paslon cukup baik dan cukup memahami persoalan Jakarta. Hanya saja, dalam beberapa sesi, pihaknya melihat paslon penantang pejawat masih 'meraba' solusi permasalahan.
Sirojudin menyarankan performa paslon Agus-Sylvi dan Anies-Sandiaga sebaiknya lebih inovatif. Jika tidak, penampilan mereka dalam debat putaran selanjutnya berpotensi kurang umggul dihandingkan pejawat.
"Jangan sampai program yang mereka tawarkan justru hanya menggarisbawahi program-program yang sebelumnya dilaksanakan oleh pejawat. Harus ada aspek baru yang lebih strategis menyasar problem sosial Jakarta," tutur dia.
S