Ahad 15 Jan 2017 14:31 WIB

Anies: Jangan Anggap Warga Miskin Jakarta Sebagai Imigran

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Nur Aini
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, memberikan ceramah saat Tabligh Akbar Politik Islam (TAPI) seusai shalat Subuh berjamaah di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad (15/1).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, memberikan ceramah saat Tabligh Akbar Politik Islam (TAPI) seusai shalat Subuh berjamaah di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menegaskan keadilan harus ditegakkan di Jakarta. Karena itu, Anies menolak bentuk ketidakadilan seperti penggusuran dan reklamasi.

"Saya ambil contoh di Bukit Duri yang menjadi korban penggusuran sistematis dan massal," kata Anies saat menghadiri Tabligh Akbar, di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (15/1).

Menurut Anies, kasus Bukit Duri merupakan contoh bahwa warga miskin belum bisa hidup tenang di Jakarta. Padahal mereka telah menempati tempat tersebut puluhan tahun. Anies berpendapat, warga miskin seharusnya diberikan rasa aman. Mereka perlu diberikan lapangan pekerjaan supaya kesejahteraannya membaik.

"Jangan anggap warga miskin imigran," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Anies juga menyinggung terkait kebebasan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ibadah keagamaan. Anies menuturkan, warga harus diberikan kemudahan dan kebebasan melaksanakannya.

Warga, ujarnya, perlu untuk diberikan ruang untuk berekspresi. Untuk itu, Anies berjanji akan membolehkan Monas dijadikan oleh warga untuk kegiatan keagamaan. Anies menambahkan, warga harus dibuat merasa tinggal di rumahnya sendiri. Sebab itu, Anies tak ingin menjadikan Jakarta sebagai ajang uji coba. "Saya akan jadikan Jakarta tempat berpahala," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement