Rabu 11 Jan 2017 16:48 WIB

DPR: Makin Banyak Sarjana Menganggur

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Sarjana. Ilustrasi
Foto: ssu-usa.org
Sarjana. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf mengatakan ada fenomena yang semakin mengkhawatirkan terkait ketersediaan lapangan kerja di Indonesia. Saat ini semakin banyak sarjana yang menganggur.

Dia menyebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran lulusan universitas pada 2016 meningkat dari 5,34 persen menjadi 6,22 persen. Indikasinya yakni banyak sarjana yang terpaksa menjadi sopir ojek demi menyambung hidup.

"Memang tidak salah menjadi sopir ojek karena itu profesi halal. Tapi itu tidak meniadakan keharusan pemerintah menepati janji membuka 10 juta lapangan pekerjaan," ujarnya, Rabu (11/1).

Dia pun mengingatkan pemerintah terkait janjinya untuk menghadirkan 10 juta lapangan kerja di Indonesia. Yaitu lapangan pekerjaan untuk rakyat Indonesia sendiri dan bukan lapangan pekerjaan untuk rakyat negara lain. Dede juga mengingatkan agar pemeirntah tidak menilai sepele isu tenaga kerja asing (TKA) ilegal. Pasalnya hal itu menimbulkan keresahan dan berpotensi memicu gejolak setidaknya selama 2016.

Dede menyambut baik langkah pemerintah membentuk satuan tugas TKA sebagaimana rekomendasi panitia kerja TKA yang dibentuk Komisi IX DPR. Namun sulitnya mendapatkan pekerjaan merupakan persoalan mendasar saat ini.

Menurut data BPS 2016, penduduk yang bekerja di sektor pertanian turun dari 40,12 juta orang menjadi 38,29 juta orang begitu pula penduduk yang bekerja di sektor industri juga mengalami penurunan dari 16,38 juta orang menjadi 15,97 juta orang. Artinya, kata Dede, sektor pertanian dan industri tidak mampu lagi menyerap para pengangguran. "Ini bahaya, karena mestinya pengangguran bisa terserap di kedua sektor ini,’’ ujar mantan bintang dan sutradara film ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement