REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie M Massardi, menilai pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat ini terbilang kuat. Sehingga, dia menilai aparat penegak hukum tak perlu berlebihan dalam melindungi pemerintahan.
Adhie yang juga mantan jubir presiden KH Abdurrahman Wahid ini mengatakan, Jokowi telah memenangkan hati rakyat pada 2014. Selain itu, Jokowi didukung penuh oleh parlemen dan sedang menjalankan kerja nyata menyangkut pembangunan infrastruktur yang memerlukan investor dari luar negeri. Padahal investor akan masuk dengan nyaman kalau secara politik pemerintahannya kuat.
"Jadi Polri harus memahami struktur politik pemerintahan Joko Widodo yang kini sekuat mendiang Hugo Chaves saat memimpin Venuzuela, yang bahkan tak sanggup digulingkan oleh kekuatan oposisi yang didukung langsung Amerika Serikat karena rakyat sangat mencintainya," kata Adhie melalui siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Selasa (10/1).
Dengan sedikit-sedikit menggunakan instrumen hukum di tangan aparat, sebut Adhie, membuat investor malah meregukan stabilitas politik di Tanahair. Dan hal ini tentu bisa membenarkan asumsi yang dibangun JP Morgan yang dalam risetnya menyebut Indonesia turun dua peringkat sebagai negara tujuan investasi.
Adhie menyatakan hal itu terkait langkah Polri dalam melindungi pemerintahan Jokowi dari kritik masyarakat, baik melalui media sosial, unjuk rasa maupun lewat forum-forum diskusi publik yang berlebihan. Ini mengesankan pemerintahan yang dipilih langsung secara demokratis oleh rakyat ini benar-benar lemah.
"Tindakan Polri dalam melindungi pemerintahan sudah melampaui batas sehingga bukannya menjaga dan meningkatkan kewibawaan pemerintahan, justru malah mengesankan pemerintahan Presiden RI ke-7 ini lemah, tidak mau menerima kritik, dan anti-demokrasi," ujar Adhie.
Sebagai contoh, terkait dengan pemeriksaan pengamat politik/ekonom Ichsanuddin Noorsy sebagai saksi lanjutan kasus makar. Selain itu, penangkapan Bambang Tri Mulyono, penulis buku Jokowi Undercover, serta mentersangkakan tokoh-tokoh sepuh seperti Rachmawati, Mayjen (Purn) Kivlan Zen, Brigjen (Purn) Adityawarman, dan lain-lain yang usianya sudah di atas 60 tahun.
Adhie setuju perlu tindakan pencegahanf, tapi seharusnya memakai jurus 'menarik rambut dari timbunan tepung' alias tidak mengguncangkan sendi-sendi persatuan dan tidak memanaskan suhu politik. Tapi yang lebih penting, tidak mengesankan pemerintahan Jokowi rapuh.