REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Pos Pemantau Gunung Gamalama Ternate, Maluku Utara mengimbau masyarakat menjauh atau tidak berada di radius 1,5 kilometer (km) dari kawah Gunung Gamalama. Karena kondisi gunung tersebut terjadi dua kali semburan abu vulkanik tipis.
"Status Gamalama meningkat menjadi waspada level II. Masyarakat diminta menjauh hingga radius 1,5 km," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Gamalama Darno Lamane, Jumat (6/1).
Dia menyatakan, status Gunung Gamalama masih pada waspada level II. Masyarakat sekitar gunung dan wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati kawah yang ada di puncak dalam radius 1,5 km.
Aktivitas Gunung Gamalama, Darno mengatakan sejak pukul 06.00 hingga 13.00 WIT hari ini, terjadi 12 kali gempa. Gempa tersebut terdiri atas tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo maksimun 4-59 mm, s-p 11.54 detik, dan lama gempa 36.75-204 55 detik dan satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo maksimum 6 mm, s-p 0.65 detik dan lama gempa 6.34 detik.
Kemudian tiga kali gempa tremor harmonik dengan amplitudo maksimum 2-2.5 mm dan lama gempa 17.5-45.61 detik. Lima kali gempa embusan dengan amplitudo maksimum 4-27 mm dan lama gempa 11.20-80.5 detik.
Darno mengatakan, hujan lebat kini masih terus terjadi di Ternate, sehingga sewaktu-waktu akan mengeluarkan banjir lahar dingin. Masyarakat sekitar kali yang sering dilalui lahar dingin diimbau waspada. "Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Gamalama agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar," ujarnya.
Darno mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan tentang letusan Gamalama. Namun tetap tingkatkan kewaspadaan dan mengikuti berita-berita yang resmi, baik pos pemantau maupun dari pemerintah.
Sebelumnya, Gunung Api Gamalama di Kota Ternate, pada Rabu (4/1) siang menyemburkan abu vulkanik. Menyusul semakin meningkatnya aktivitas vulkanik di gunung api setinggi 1.700 meter dari permukaan laut itu. Menurut Darno, secara visual gempa semburan (embusan) tersebut disertai abu tipis ke arah selatan dan embusan asap disertai abu tidak teramati karena gunung tertutup kabut.
Gunung terlihat sejak pukul 12.43 WIT dan embusan tidak teramati. Namun seismograf merekam gempa embusan pada pukul 08.48 dan 09.31 WIT atau terjadi peningkatan gempa-gempa vulkanik yang terjadi sejak pukul 00.00 WIT pada 30 Desember 2016.