Kamis 05 Jan 2017 15:57 WIB

Polri Periksa Hendropriyono Soal Buku Jokowi Undercover

Rep: Mabruroh/ Red: Ilham
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto menunjukkan buku 'Jokowi Undercover' usai memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (3/1).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto menunjukkan buku 'Jokowi Undercover' usai memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hendropriyono menjalani pemeriksaan sebagai saksi atas kasus 'Jokowi Undercover'. Ternyata bukan hanya Michael Bimo, namun Mantan Kepala Badan Intelegent Negara (BIN) itu juga disebut-sebut dalam buku tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Rikwanto menyatakan, Handropriyono melaporkan Bambang Tri sebelum Bimo melaporkan. Tercatat pada tanggal 21 Desember 2016 Hendropriyono melaporkan Bambang Tri di Polda Metro Jaya.

"Pak Hendropriyono juga laporan, kan dia disebut juga dalam buku itu. Bimo disebut-sebut, Hendro juga disebut-sebut," jelas Rikwanto.

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan akan ada laporan lain terkait isi buku tersebut. Oleh karena itu, mereka yang tidak terima namanya disebut-sebut dalam buku tersebut dapat memberikan keterangannya. "Mereka yang disebut tidak sesuai dengan fakta yang mereka alami dan ketahui," jelasnya.

Terkait laporan Hendro, kata Rikwanto, penyidik juga sudah melakukan pemeriksaan sebagai saksi. Seperti yang diketahui, Bambang Tri memilih untuk diam dan enggan memberikan keterangan selama pendalamanan penyidikan.

Oleh karena itu, penyidik meminta keterangan dari pihak-pihak lain. Salah satunya mereka yang ada namanya di dalam buku yang juga melaporkan dijadikan sebagai saksi. "Ya itu kan (bungkam) terserah dia ya. Dalam proses penggalian informasi kan ada tekniknya tidak boleh dengan kekerasan. Jadi kita tunggu dengan bukti-bukti, keterangan pihak lain, dengan informasi yang kita dapat, kita konfirmasikan mudah-mudaha. Bisa segara terungkap," katanya.

Rikwanto mengatakan, Bambang Tri yang memilih bungkam seolah-olah menyatakan bahwa dia yang menulis. Padahal, Polri yakin ada orang lain di balik Bambang yang merencanakan buku tersebut. "Kami kembangkan juga apakah ada yang backup dia dalam konteks dia menulis itu, paling tidak ada yang kasih data, walaupun data itu data tidak benar ya. Selama ini kan soalnya seolah-olah hanya dia sendiri yang koleksi data," jelas Rikwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement