REPUBLIKA.CO.ID, Akhir tahun lalu New York Times menulis tentang proyek Presiden AS terpilih Donald Trump di Indonesia. Proyek dimaksud yakni rencana pembangunan resor terbesar di Bali dan properti mewah di Jawa Barat.
Trump Organization mengatakan, properti ini tak bisa dikatakan hanya sebagai bintang lima. Namun, dengan kemewahannya properti itu layak disebut sebagai bintang enam.
Trump memang pernah berjanji akan mengakhiri kesepakatan bisnis luar yang membuatnya dalam posisi konflik kepentingan jika jadi presiden. Namun janji Trump itu sepertinya tak menghalangi pembangunan dua proyek tersebut.
Untuk melanggengkan proyek-proyeknya, Trump memiliki koneksi cukup kuat di dalam negeri Indonesia. Trump mempunya partner lokal yang juga pengusaha media Hary Tanoesodibjo.
Hary Tanoe yang kini menahkodai Partai Perindo berambisi maju sebagai wakil presiden pada 2014 lalu. Pada 2019 langkah sama juga mungkin ia lakukan jika partainya memenangkan pemilu. Dalam wawancara terpisah dengan media Australia, Hary Tanoe bahkan mengakui siap maju sebagai presien.
Baca juga, Hary Tanoe Berambisi Menjadi Presiden.
Menurut pengamat, jika Trump dan Hary Tanoe sama-sama menjadi presiden maka akan banyak sekali konflik kepentingan.
"Hampir tidak mungkin menjalankan diplomatik secara fair. Hal itu tak akan berhasil," ujar Richard W. Painter, pengacara Gedung Putih saat kepemimpinan George W Bush.