Rabu 04 Jan 2017 10:35 WIB

Ratusan Kecamatan di Sumbar Berpotensi Dilanda Bencana Geologi

Tanah longsor (ilustrasi)
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Tanah longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ratusan kecamatan pada 17 Kabupaten dan Kota di Sumatra Barat (Sumbar) memiliki pergerakan tanah kategori menengah sampai tinggi sehingga berpotensi terjadinya bencana geologi seperti longsor dan banjir jika terjadi hujan ekstrem.

"Kita sudah surati kabupaten dan kota agar meningkatkan kewaspadaan terutama pada daerah rawan sesuai data terbaru Badan Geologi Kementrian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM)," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Rumainur di Padang, Rabu (4/1).

Rumainur mengatakan sesuai data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hujan kemungkinan masih akan mengguyur sejumlah daerah di Sumbar hingga akhir Januari, sehingga pergerakan tanah wajib untuk diwaspadai.

"BPBD kabupaten dan kota telah diminta untuk mengingatkan masyarakat yang tinggal di daerah rawan agar selalu waspada," ujarnya.

Selain itu BPBD, menurut Rumainur juga harus fokus untuk mengantisipasi bencana di jalur transportasi umum seperti Payakumbuh-Padang, Solok-Padang, Painan-Padang dan sejumlah titik rawan lainnya.

"Untuk hal ini kita juga berkoordinasi dengan Dinas PU dan Penataan Ruang Sumbar yang memiliki alat berat untuk diletakkan pada titik-titik rawan," katanya.

Sebelumnya Badan Geologi Kementrian Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) merilis wilayah potensi gerakan tanah/ longsor dan banjir di wilayah Sumbar pada Januari 2017. Potensi gerakan tanah tersebut dinyatakan dalam dua tingkatan potensi yaitu menengah dan tinggi.

Potensi menengah artinya bila terjadi curah hujan diatas normal, bisa terjadi pergerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah, sungai, gawir, dan tebing jalan.

Sedangkan daerah yang memiliki potensi tinggi jika pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah dalam kondisi curah hujan diatas normal, serta gerakan tanah lama dapat aktif kembali. Pergerakan tanah itu disebutkan bisa memicu bencana geologi seperti tanah longsor dan banjir atau banjir bandang.

Daerah yang rawan pergerakan tanah itu diantaranya Kabupaten Solok seperti Kecamatan Bukik Sundi, Danau Kembar, Gunung Talang, Hiliran Gumanti, Tigo Lurah dan X Koto Diatas.

Kemudian Solok Selatan diantaranya Alam Pauh Duo, Koto Parik Gadang Diateh dan Sangir. Lalu Kota Solok masing-masing Tanjung Harapan dan Lubuk Sikarah.

Lalu Kabupaten Agam diantaranya Ampek Nagari, Baso, Canduang, Palembayan dan Sungai Puar. Selanjutnya Kota Bukittinggi masing-masing Mandi Angin Koto Selayar, Guguk Panjang dan Aur Birugo Tigobaleh.

Padang Pariaman diantaranya Batang Anai, IV Koto Aur Malintang, Lubuk Alung, Batang Gasan, Sungai Geringging dan V Koto Timur. Kota Padang diantaranya Bungus Teluk Kabung, Pauh, Padang Barat, Padang Timur, Padang Selatan, Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji dan Koto Tengah.

Sementara itu untuk Kota Sawahlunto tercatat Kecamatan Talawi, Barangin, Lembah Segar. Lalu Kabupaten Sijunjung diantaranya pergerakan tinggi adalah Kecamatan Kupitan.

Kabupaten Dharmasraya diantaranya Kecamatan Asam Jujuhan dan IX Koto. Kemudian Kabupaten Limapuluh Kota diantaranya Kecamatan Kapur IX dan Pangkalan Koto Baru.

Selanjutnya Kabupaten Tanah Datar diantaranya Lintau Buo, Pariangan, X Koto, Batipuh Selatan, Padang Gading dan Limo Kaum. Kabupaten Pasaman Barat diantaranya Lembah Malintang, Talamau, Gunung Tuleh dan Sungai Aur.

Kabupaten Pasaman diantaranya Kecamatan Bonjol, Duo Koto, Mapat Tunggul, Rao Utara dan Selatan, dan Simpang Alahan Mati. Kabupaten Pesisir Selatan diantaranya Batang Kapas, Bayang Utara, Koto XI Tarusan dan Lunang.

Padang Panjang diantaranya Bukit padang, Padang Panjang Barat dan Timur. Terakhir Mentawai diantaranya Siberut Barat, Tengah, Selatan, Utara dan Timur, Sipora Selatan dan Utara. Data lengkap bisa dilihat di situs www.vsi.esdm.go.id.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement