REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bekasi Dody Agus Supriyatna mengatakan jumlah petugas dan armada kebersihan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tidak sebanding dengan luasan wilayah yang ada. Idealnya, ada 325 armada truk sampah di Kabupaten Bekasi.
"Armada yang kurang, (dan) petugas yang juga kurang menjadi kendala teknis di Kab Bekasi dengan luasan wilayah sangat luas, (sementara) petugas kita sedikit," kata Kabid Kebersihan Dody Agus Supriyatna, kepada Republika, Senin (2/1).
Dody menuturkan saat ini ada 92 armada truk sampah yang melayani 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi. Masing-masing kecamatan mendapat 1 atau 2 unit. Sebagian besar lainnya difokuskan untuk mengangkut sampah dari kompleks perumahan yang sudah membayar retribusi.
Menurut Dody, kekuatan satu armada truk sampah berkisar 6 meter kubik. Rata-rata keluarga membuang sampah 1,5 kilogram per hari. Ia memperkirakan, satu mobil truk sampah hanya mampu menampung sampah dari 144 Kepala Keluarga (KK). Padahal, tiap-tiap kecamatan mempunyai puluhan, bahkan ratusan kompleks perumahan.
"Idealnya 325 armada untuk bisa meng-cover sampah-sampah yang ada di wilayah perkotaan," ujar Dody.
Menurut dia, butuh peran serta masyarakat dalam mengolah sampah. Artinya, masyarakat harus mengolah sampah di perumahan masing-masing dengan cara memilah antara sampah organik dan anorganik. Keberadaan bank sampah penting untuk mengurangi volume sampah yang dibuang.
Dody menegaskan, usaha perlibatan masalah sampah ini harus satu sistem antara masyarakat, pemerintah, aparat, dan sarana infrastruktur yang tersedia. Sebagian warga masih membuang sampah sembarangan sehingga muncul Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar di beberapa tempat. Lokasi sampah liar terus berubah-ubah.