Senin 02 Jan 2017 17:05 WIB

Bebas Visa, Astindo Minta Pemerintah Perkuat Keamanan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
Ilustrasi bebas visa
Foto: abc
Ilustrasi bebas visa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Rudiana mengatakan, kebijakan bebas visa yang diberikan Indonesia untuk beberapa negara perlu diperkuat oleh keamanan di dalam negeri. Jangan sampai kebijakan bebas visa dimanfaatkan turis tidak bertanggung jawab seperti kasus Tenaga Kerja Asing (TKA) ilegal.

"Kita nggak mau yang sekarang lagi ramai mengenai TKA, karena kebebasan visa kita dari Cina," ujar dia kepada Republika.co.id, Senin (2/1).

Diakuinya, kebebasan visa memang berdampak pada volume kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Tahun 2016 lalu, Rudiana melanjutkan, Cina dan Australia menjadi negara asal wisman paling banyak di Indonesia.

Namun, ia meminta adanya pengkajian kembali terkait beberapa hal, terutama keamanan oleh pihak imigrasi dan keuntungan yang didapat oleh Indonesia. "Apakah memang pantas (kebijakan bebas visa) karena kita ke negara Cina saja masih perlu visa?" ujarnya. Kalau sistem bebas visa ini diberlakukan, ia melanjutkan, segala unsur harus dipertimbangkan agar tidak merugikan Indonesia.

Kebijakan bebas visa dilakukan untuk mendatangkan lebih banyak wisman ke tanah air. Tahun ini, Kementerian Pariwisata menargetkan 15 juta kunjungan wisman ke Indonesia. Rudiana pun optimis ada pencapaian sesuai target jumlah wisatawan tersebut. "Tapi pertumbuhannya sama, nggak terlalu tinggi, sekitar 5-10 persen," katanya.

Menurutnya, berkaca dari tahun lalu, wisman tersebut masih berfokus menjadikan Bali sebagai destinasi utama. Untuk megatasinya, pemerintah menciptakan 10 'Bali Baru', yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Mandalika (NTB), Pulau Morotai (Maluku Utara), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Labuan Bajo-Komodo (NTT), Borobudur (Jawa Tengah), dan Tanjung Kelayang (Bangka Belitung).

Destinasi tersebut diharapkan akan menjadi daya tarik selain Bali untuk mendatangkan wisman. Namun, Rudiana mengatakan, kedatangan wisatawan nusantara (wisnus) ke destinasi tersebut juga harus didorong lebih gencar. "Harapan kita, 10 destinasi wisata itu naik signifikan," lanjut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement