REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembunuhan terhadap satu keluarga di Pulo Mas, Jakarta Timur beberapa hari lalu membuat masyarakat semakin was-was dengan jaminan keamanan di Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, Calon Gubernur DKI Jakarta pejawat Basuki Tjahja Purnama atau Ahok menginginkan agar pemasangan kamera pengawas atau CCTV di setiap sudut jalan dan rumah dapat segera terwujud. Dengan terpasangnya CCTV, Ahok yakin tingkat kejahatan di Ibu Kota dapat diminimalisir dan pelakunya mudah dilacak.
"Memang, kami pengennya banyak CCTV, jadi bisa dikontrol semua. (Misalnya) ada motor ngebut-ngebutan bisa kita monitorlah," kata Ahok saat kampanye blusukan di Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (28/12) sore.
Saat ditanyakan tanggapan terkait kasus pembunuhan pembunuhan di Pulo Mas, Ahok tak mau berkomentar banyak. Mantan Bupati Belitung Timur itu percaya pihak Kepolisian dapat segera menyelesaikan kasus tersebut.
"Saya nggak tahu motif modusnya apa. Karena siang-siang kan?, saya nggak tahu, nggak bisa mendahului (polisi), apa orang dekat apa orang nggak dikenal saya nggak tahu," ujar Ahok.
Seperti diketahui telah terjadi pembunuhan sadis di rumah Dodi Triono, Jalan Pulomas Utara nomor 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur. Peristiwa tersebut menewaskan enam orang dan lima lainya luka-luka. Sebelas orang disekap di kamar mandi rumah Dodi sejak Senin (26/12) dan baru ditemukan Selasa pagi (27/12).
Keenam korban meninggal yaitu Dodi Triono, Diona Arika Andra Putri (16), Dianita Gemma Dzalfayla (9), Calista Putri Pahlevi atau Amel (10), Yanto dan Tasrok (40). Yanto dan Tasrok adalah supir.
Sementara tiga korban tewas, telah dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Tiga Jenazah yang dimakamkan di TPU Tanah Kusir yakni Dodi Triono, Diona Arika Andra Putri (16), Dianita Gemma Dzalfayla (9).
Baca juga, Polisi Kesulitan Lihat Hasil Rekaman CCTV Rumah Pengusaha Dodi.