REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah produsen terompet rumahan di Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, menambah jumlah produksinya menyusul peningkatan permintaan konsumen menjelang Tahun Baru 2017. "Untuk perayaan tahun baru kali ini kita memproduksi sampai 25 ribu buah terompet, atau bertambah sekitar 5 ribu buah dari tahun sebelumnya sebanyak 20 ribu buah," kata perajin terompet musiman Apriyanto (20) di Bekasi, Selasa (27/12).
Menurut dia, proses produksi terompet itu dibantu dengan melibatkan keluarganya di RT05 RW04 Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu bertempat di rumahnya. "Ada enam kepala keluarga yang semuanya jadi keluarga saya ikut bergabung bikin terompet," katanya.
Apriyanto mengaku harus merogoh kocek Rp 15 juta untuk kebutuhan modal bahan baku pembuatan terompet berupa karton dan kertas. "Modal itu buat beli bahan-bahan di pasar. Nanti keuntungannya baru dibagi rata," katanya.
Terompet hasil produksi itu diedarkan pihaknya ke sejumlah kawasan di Jabodetabek. "Proses pembuatan terompet berjalan sejak Oktober 2016. Sekarang sudah tahap penjualan ke Jabodetabek," katanya.
Proses pemasaran produk dilakukan Apriyanto dengan melibatkan sejumlah pengepul di Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Karawang. Dia mengaku terpaksa menaikan harga terompet pada produksi kali ini menyusul harga bahan baku yang juga ikut naik. "Bahan dasar terompetnya juga pada naik, jadi kami naikan seperti terompet naga saat ini harga satuannya di jual kepada pengepul Rp 7.500 per buah yang sebelumnya Rp 7.000. Kalau untuk dijual satuan harganya Rp10 ribu," katanya.
Jenis terompet yang dipasarkan menyesuaikan dengan trend saat ini seperti bentuk Pokemon, Hello Kitty, naga, dan kuda poni. "Keuntungan jualan terompet ini lumayan juga, bisa sampai tiga kali lipat dari modal awal," katanya.