Senin 26 Dec 2016 16:08 WIB

Anies: Warga DKI Keluhkan Kegiatan Keagamaan Banyak Dipangkas

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ilham
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang warga Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Aminah mengeluhkan berkurangnya kegiatan keagamaan di tingkat kelurahan di wilayahnya. Keluhan itu ia sampaikan saat calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkampanye di tempat tersebut.

“Pak, kenapa kegiatan seperti majelis ta’lim sekarang semakin sedikit ya?” kata dia kepada Anies, Senin (26/12).

Mendengar keluhan itu, Anies mengaku banyak menerima keluhan serupa dari warga di berbagai wilayah di Ibu Kota selama ia berkampanye keliling DKI. Cagub nomor urut tiga ini mengatakan, pemerintah provinsi harusnya lebih mendukung kegiatan seperti majelis ta’lim dan kegiatan lain di tingkat kelurahan, bukan sebaliknya.

“Sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, tapi kenapa justru kegiatan keagamaan malah dipangkas, subsidi dikurangi?” kata dia.

Anies berjanji akan mengembalikan suasana keberagamaan di Ibu Kota. Beberapa kegiatan keagamaan akan kembali digalakkan. Selain majelis ta’lim, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini akan membolehkan warga DKI untuk melakukan kegiatan takbir keliling kembali.

“Nantinya warga bisa melakukan takbiran keliling kembali. Karena akhir-akhir ini, rasanya kita tidak seperti di rumah sendiri bukan?” kata dia, kemarin. Yang penting, menurutnya, adalah saling menjaga dan toleransi dengan yang lain.

Selain hal tersebut, kegiatan keagamaan lain juga akan digalakkan. Bahkan, Anies ingin Monas dibuka lagi untuk kegiatan yang menghadirkan suasana keagamaan. Dia juga akan membolehkan pemotongan hewan qurban di sekolah.

Dia menambahkan, program untuk mensejahterakan pekerja di bidang agama juga akan dilakukan. Salah satunya adalah memberikan jaminan kesehatan dengan memberi fasilitas kesehatan Kelas 1 melalui Kartu Jakarta Sehat (KJS) Plus yang diprogramkan.

“Para marbot, ustadz-ustadzah, ini kalau butuh kita panggil. Giliran mereka sakit, kita kadang tidak tahu dan tidak peduli. Kami akan berikan jaminan kesehatan Kelas 1,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement