Kamis 22 Dec 2016 15:47 WIB

Polisi Semarang akan Awasi Penggemar Klakson 'Telolet'

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Sejumlah pelajar sekolah menuliskan pesan Om Telolet Om
Foto: Antara/Risky Andrianto
Sejumlah pelajar sekolah menuliskan pesan Om Telolet Om

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati dan senantiasa mawas diri menyikapi ‘demam’ klakson multinada (telolet) yang saat ini tengah menjadi pembicaraan hangat di masyarakat serta menjadi viral di media sosial.

Kapolres Semarang, AKBP Vincentius Thirdy Hadmiarso mengatakan, sejauh ini tindakan masyarakat jamak tidak terkendali. Hanya untuk mendapatkan rekaman atau sekedar mendengar suara klakson tersebut, terutama anak- anak, mereka dinilai mengabaikan keselamatan dirinya sendiri.

“Tak jarang mereka harus mendekati bus yang tengah melaju hingga berada di badan. Sehingga tindakan ini sangat membahayakan dirinya sendiri,” ujarnya, di Mapolres Semarang, Kamis (22/12).

Selain membahayakan diri sendiri, kata Thirdy, tindakan semacam ini juga bisa membahayakan pengguna jalan lainnya. Oleh karena itu pihaknya mengimbau agar demam klakson multinada ini tetap dibarengi dengan kewaspadaan dan kehati- hatian.

Dia meminta masyarakat tak sampai celaka hanya demi suara klakson ini. Menurutnya, risikonya cukup besar dan tidak sebanding dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Kapolres juga mengimbau kepada orang tua untuk selalu mengingatkan anak-anaknya dalam menggemari kebiasan baru ini. Bila perlu juga melarang jika tindakan yang dilakukan justru mengancam keselamatan sang anak.

Belum lagi dengan ancaman menjadi korban aksi kejahatan, karena mereka juga membawa handphone atau barang berharga di pinggir jalan dan menunggu suara klakson multinada ini hingga larut malam.

Aparat Polres Semarang, ujarnya, juga akan turut mengawasi euforia klakson telolet di kalangan warga Kabupaten Semarang ini. Polisi akan memperingatkan jika dilakukan tanpa mengindahkan faktor keselamatan.

“Kalau patroli menemukan di jalan, akan memperingatkan untuk tidak melakukan hingga mendekati badan jalan. Sebab risikonya sangat besar bagi keselamatan mereka sendiri ,” ujarnya.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, memasuki masa liburan sekolah ini jamak ditemui anak- anak menerobos kawasan terlarang jalan tol hanya untuk suara klakson multinada ini. Seperti di ruas tol Semarang- Ungaran, tepatnya di KM 20 hingga sekitar jalur penyelemat yang masuk kawasan Tarubudaya, Ungaran. Belasan anak- anak usia sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) jamak berdiri di dekat badan jalan tol. Saat ada bus yang melintas mereka berteriak dan ‘memancing’ pengemudi untuk membunyikan klakson ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement