REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan seseorang bisa dikatakan makmur bila sudah tidak memerlukan bantuan dari pemerintah. Makmur adalah ketika hidup warga sehari-hari seperti beras, pendidikan dan kesehatan bisa dicukupi sendiri.
"Di Jakarta, sebagian sudah makmur. Namun, banyak di antara kota yang masih perlu bantuan pemerintah seperti beras, pendidikan dan kesehatan," kata Anies di Jakarta, Rabu (21/12).
Anies mengatakan ketimpangan di Jakarta saat ini masih sangat lebar. Bahkan, bisa dikatakan yang makmur semakin makmur dan yang miskin semakin miskin. Karena itu, salah satu cara untuk mengentaskan yang miskin agar naik kelas dan menjadi lebih makmur adalah melalui pendidikan. Bangsa Indonesia, sebagian bisa makmur, padahal dulu juga miskin, karena pendidikan.
"Dulu, kita semua itu miskin dan tidak terdidik. Buta huruf mencapai 95 persen. Sekarang, ada orang Indonesia bisa membangun gedung dan hidup makmur karena terdidik. Pendidikan membuat yang mismin naik kelas satu persatu, yang tidak terdidik tetap miskin," tuturnya.
Anies juga menyampaikan data kemiskinan di Jakarta. Saat ini, orang miskin yang penghasilannya di bawah Rp487 ribu per bulan mencapai 350 ribu orang. Yang penghasilannya di bawah Rp1 juta per bulan, mencapai 3,5 juta orang. "Apa yang bisa dilakukan dengan Rp1 juta per bulan, apalagi Rp 487 ribu per bulan? Bisa tidak mereka mengirim anaknya ke sekolah yang bagus?" tanyanya.
Anies mengatakan dia bersama pasangannya Sandiaga Uno berencana membangun sekolah berkualitas di Jakarta dan memastikan semua anak bisa tuntas bersekolah. Sekolah berkualitas dan tuntas itu mahal dan pemerintah yang akan membayar. "Pendidikan itu mahal, tapi ketidakterdidikan itu lebih mahal," ujarnya.