Senin 19 Dec 2016 19:21 WIB

Warga Bekasi Desak Pemerintah Atasi Banjir di Perbatasan

Rep: Kabul Astuti/ Red: Ilham
Banjir di Bekasi (ilustrasi).
Foto: Antara/ Akbar Nugroho Gumay
Banjir di Bekasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Warga di wilayah perbatasan kota/kab Bekasi, Jawa Barat mendesak pemerintah untuk mengatasi banjir yang acapkali melanda lingkungan perumahan mereka. Sejak audiensi dengan pimpinan DPRD Kota Bekasi, akhir Oktober silam, belum ada tindak lanjut dari kedua pemerintah daerah.

Warga Perumahan Mutiara Gading Timur, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Alimudin mengeluhkan belum bisa beraudiensi dengan DPRD dan atau Pemerintah Kabupaten Bekasi. Warga sudah menyampaikan pengaduan kepada salah satu anggota dewan, namun belum ada jawaban.

"Kami kan mau tembus ke kabupaten, tapi selama ini pengajuan audiensi ke DPRD Kab Bekasi belum ada kabar. Belum tersambung," kata Alimuddin kepada Republika.co.id, Senin (19/12).

Rencana pemberian bantuan pompa air oleh Pemkot Bekasi pada akhir 2016 juga belum ada kabar. Menurut perangkat desa setempat, perbaikan oleh pemkot akan dimulai pada tahun 2017 mendatang. Tanggul saluran air di Perumahan Pondok Timur Indah akan ditinggikan pada 2017.

Alimudin menuturkan, wilayah yang paling besar terkena dampak adalah Perumahan Pondok Timur Indah, Mutiara Gading Timur, dan Dukuh Bima. Genangan air muncul tiap kali hujan lebat turun dalam durasi 15-30 menit. Yang paling terdampak, warga RW 24 Perum Mutiara Gading Timur, Mustikajaya. Air dari perumahan-perumahan di wilayah atas paling banyak dialirkan masuk ke sana.

"Seharusnya ada solusi dari Jalan Rawamulya, dibuatkan saluran yang langsung dibuang ke kali, tidak dialirkan ke RW 24. RW 24 kondisinya kalau 15-30 menit hujan sudah banyak tergenang. Tidak imbang antara air yang masuk dan yang keluar," keluh Alimudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement