REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bernardus Wisnu, mengatakan pengungsi masih banyak yang merasa enggan untuk kembali pulang ke rumah. Padahal, masa akhir tanggap darurat gempa Aceh akan berakhir pada Selasa (20/12).
Menurut Wisnu, jumlah pengungsi di Kabupaten Pidie Jaya masih tercatat sebanyak 85.256 orang hingga Ahad (18/12). Selain itu masih ada 1.716 pengungsi di Kabupaten Bireuen dan 4.295 orang pengungsi di Kabupaten Pidie.
"Terkait pengungsi memang masih banyak yang enggan pulang ke rumahnya. Rasa enggan ini lebih disebabkan persepsi soal rasa aman dari potensi rumah runtuh akibat gempa susulan, " ujar Wisnu ketika dihubungi Republika, Senin (19/12).
Pihaknya menyadari bahwa persepsi rasa aman merupakan hak masing-masing warga. Karena itu, BNPB pun tetap membantu mengingatkan warga terkait masa tanggap darurat yang segera berakhir pada Selasa. Kepada keluarga yang rumahnya masih utuh, disarankan segera kembali menempati rumah mereka. Sementara keluarga yang rumahnya rusak berat tetap berada di pengungsian hingga proses rekonstruksi rumah selesai.
Pada pukul 02.24 WIB, Senin, kembali terjadi gempa di Aceh. Hasil analisis BMKG menyebutkan gempa berkekuatan 5,00 skala richter itu berpusat pada kedalaman 50 kilometer arah barat Kota Banda Aceh.
Terkait kejadian itu, Wisnu mengimbau agar warga Aceh tidak trauma dengan adanya gempa susulan. "Berdasarkan kajian tim geologi Kementerian PU dan Pera menyebutkan gempa susulan tetap tidak akan sebesar gempa utama. Masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan," tambah dia.
Selain puluhan ribu pengungsi, tim gabungan pun sudah mencatat jumlah seluruh kerusakan rumah yang mencapai 19.130 unit di tiga kabupaten. Jumlah rumah rusak berat tercatat sebanyak 2.554 unit.
Jumlah korban jiwa per 18 Desember tercatat sebanyak 104 jiwa. Sebanyak 100 korban meninggal diketahui sudah teridentifikasi.