REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan mengatakan, dewasa ini persaudaraan kebangsaan, wawasan kebangsaan, dan cinta tanah air di Indonesia telah memudar. Masyarakat banyak yang berlomba-lomba untuk menang.
"Banyak orang berlomba mengkhianati negerinya, obral sumber daya alam, merusak lingkungan ada di mana-mana," ujarnya saat menjadi pembicara pada Konggres ke V Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) di Yogyakarta, Jumat (16/12).
Menurutnya, sudah ratusan pemimpin di negara ini yang berpindah kantor ke hotel prodeo. Gubernur ada 19 orang, bupati sudah puluhan orang, dan anggota DPR daerah maupun pusat. Hal ini menurutnya menjadi keprihatinan tersendiri.
Belum lagi, kata dia, kesenjangan ekonomi di masyarakat daerah cukup terlihat. Masyarakat yang memiliki tabungan Rp 5 miliar ke atas jumlahnya hanya 0,1 persen saja, namun mereka menguasai 60 persen uang. Sedangkan yang memiliki tabungan Rp 500 ribu hingga Rp 100 juta jumlahnya mencapai 93 persen penduduk, namun penguasaan ekonomi secara total hanya 15 persen saja.
"Ini kesenjangan luar biasa. Belum lagi jika bicara penguasaan lahan dan kekayaan alam," katanya.
Padahal, kata dia, mestinya demokrasi harusnya bisa melahirkan lesejahteraan, ekonomi, dan politik. Kalau tidak ada justru ada perselingkuhan dengan yang punya uang sehingga lahir bupati yang disponsori.
Karena itulah, Indonesia perlu kembali ke nilai luhur keindonesiaan. Yaitu nilai-nilai yang ada di Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.