REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok), menyindir pasangan lawannya di Pilkada DKI, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, saat melakukan debat kampanye yang digelar di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (15/12) malam.
Menurut cagub pejawat itu, pasangan Anies dan Sandiaga kerap menggunakan data terkait kondisi Jakarta untuk membangun opini yang keliru. Hal tersebut diungkapkan Ahok setelah Anies menyebut angka pengangguran Jakarta lebih tinggi dari angka pengangguran nasional.
Mendengar hal tersebut, Mantan Bupati Belitung Timur itu langsung naik pitam dan mengatakan hal yang disampaikan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu tidak benar. Menurut Ahok, hal itu tidak menunjukkan kegagalan paslon yang telah memimpin bersama sejak November 2014 itu. "Jujur saja, kadang-kadang teman kita ini (Anies-Sandi) ambil data untuk bangun opini yang keliru," tegas Ahok.
Ahok pun membanggakan masa kepemimpinannya bersama Djarot saat memimpin Jakarta, di mana tingkat pengangguran di Jakarta justru menurun drastis. Dari angka 9,4 persen pada 2012 menjadi 5,7 persen.
Setelah itu, Anies kembali menyerang dengan data para lulusan SMK yang banyak menjadi pengangguran. Ahok pun langsung menegaskan lulusan SMK Jakarta merupakan nomor satu di Indonesia.
"SMK kami nomor satu di Indonesia. Kami justru akan menjadikan SMK Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dengan demikian, guru dari sekolah swasta dapat menjadi guru di sekolah negeri. Kami gaji guru, waktu kami masuk ke Jakarta, rata-rata Rp 9 jutaan," katanya.
"Sekarang gaji guru paling rendah itu, Rp 14-15 juta. Rencana kami guru-guru harus ikut sertifikasi juga. Jadi jelas opini ini menyesatkan," ucapnya.