Kamis 15 Dec 2016 12:34 WIB

JK Tekankan Pentingnya Edukasi Hadapi Bencana

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Jusuf Kalla
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Wakil Presiden Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menghadiri acara World Tsunami Awareness di Hotel Fairmont, Jakarta. Dalam acara ini, ia menyampaikan pentingnya memberikan edukasi dan mendidik masyarakat agar siap terhadap bencana alam.

"Awareness ini artinya kesiapan atau kehati-hatian, jadi yang kita harapkan ialah memasyarakatkan persiapan apabila ada bencana. Persiapan dari mendidik masyarakat kita, mengajarkan dan juga memberikan perhatian atas bahaya tsunami apabila terjadi," kata JK saat menghadiri acara World Tsunami Awareness di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (15/12).

JK mengatakan pemberian pelatihan kepada masyarakat terkait langkah-langkah menghadapi bencana penting dilakukan. Sehingga dapat menekan jumlah korban akibat bencana alam. Karena itu, ia menyebut perlunya kerjasama dengan berbagai negara dalam memberikan pendidikan dan latihan-latihan menghadapi bencana.

"Oleh karena itu, untuk menghindari bencana perlu kerjasama dan pendidikan serta kultur yang berkembang di masyarakat," ucap JK.

Jepang sebagai negara yang rawan mengalami bencana gempa dan tsunami, kata JK, dapat memberikan semangatnya kepada negara lain yang mengalami bencana serupa. Sedangkan di Indonesia sendiri masyarakatnya juga memiliki budaya serupa di mana sebagian besar masyarakat memiliki sikap kewaspadaan terhadap bencana.

"Di Pulau Simeleu apabila ada gempa di laut maka serentak seluruh masyakarat berlarian ke gunung untuk menyelamatkan diri," tambahnya.

Dengan sikap kewaspadaan diri itulah yang menyelamatkan masyarakat di Pulau Simeuleu saat bencana tsunami Aceh pada 2004 silam. JK mengatakan, meskipun dalam bencana tersebut telah menelan korban jiwa hingga sekitar 200 ribu orang, namun jumlah korban jiwa di Pulau Simeuleu tercatat tak banyak.

Budaya tersebut juga melekat di sejumlah daerah di Indonesia lainnya seperti Sumatera Barat dan juga Jawa bagian Selatan yang memiliki potensi bencana tsunami. Kendati demikian, untuk menghindari korban yang tinggi dalam bencana juga diperlukan teknologi yang canggih.

"Pada saat tsunami 2004, saya bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah tersebut sebagai ketua Bakornas dan saya berterima kasih atas support seluruh dunia," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement