REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penelitian, penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta merevisi peta rawan bencana di lereng Gunung Merapi pasca erupsi dahsyat pada 2010 lalu. Menurut Kepala BPPTKG Yogyakarta, I Made Agung Nandaka, kawasan rawan bencana (KRB) 3 Merapi ditambah menjadi 20 kilometer dibawah kawah Merapi.
"Sebelumnya hanya radius 10 kilometer dibawah Merapi, namun pasca erupsi 2010 lalu kita perluas lagi 10 kilometer kebawahnya menjadi 20 kilometer," ujarnya usai pembukaan Merapi Expo di kantor BPPTKG Yogyakarta, Rabu (14/12).
KRB 3 menurut Made, merupakan kawasan yang paling rawan terhadap ancaman bencana saat Merapi erupsi. Kawasan ini bisa dilalui wedhus gembel dan material vulkanis hasil erupsi Merapi. Sementara KRB 2 berada dibawahnya yang terancam material vulkanis saja dan KRB 1 merupakan kawasan rawan paling ujung dengan ancaman lahar Merapi.
Perluasan KRB di bawah puncak Merapi ini dilakukan karena pascaerupsi 2010 posisi kawah Merapi semakin terbuka. "Erupsi 2010 membuat material Merapi diatas puncak turun cukup banyak sehingga posisi di atas sangat terbuka," katanya.
Dengan begitu jika Merapi mengalami erupsi kembali maka awan panas maupun material vulkanis akan mudah turun dan menyebar luas. Peta terbaru KRB Merapi ini menurutnya sudah diberikan juga ke Pemerintah Kabupaten di bawah kaki Merapi. Ini dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan Pemda setempat. Hal itu juga disosialisasikan pada masyarakat di lereng Merapi.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kasbani mengatakan, pasca erupsi 2010 lalu siklus erupsi Merapi berubah. Gunung paling aktif di Indonesia ini biasanya erupsi dalam siklus 4-6 tahunan sekali. Namun pasca erupsi 2010 tersebut hingga saat ini Merapi belum menunjukkan tanda-tanda erupsi.
"Saat ini masih aktif normal, ada kegempaan vulkanis tetapi karena aktivitas magmatis saja. Mengisi dapur magma yang keluar banyak saat erupsi 2010," katanya.
Erupsi 2010 menurutnya merupakan erupsi terbesar selama 100 tahun terakhir. Material vulkanis yang keluar dari perut Merapi sangat banyak sehingga saat ini Merapi tengah mengisi dapur magmanya.