Selasa 13 Dec 2016 23:28 WIB

Warga 'Panen' Ikan Mabuk di Danau Kerinci

Kerumunan ikan (ilustrasi)
Foto: Sony Soemarsono
Kerumunan ikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, ramai-ramai "memanen" ribuan ikan yang mabuk di danau itu, pada Selasa (13/12). Fenomena ikan mabuk di Danau Kerinci, diduga akibat cuaca ekstrem.

"Ikan mabuk sejak Selasa pagi tadi. Ratusan warga Sanggaran Agung ramai-ramai ke danau untuk menangkap ikan," kata Warga Desa Sanggaran Agung, Novi.

Menurutnya warga bisa mendapatkan banyak ikan, bahkan ada warga yang mendapat ikan sampai satu karung. Informasi yang dihimpun, fenomena ikan mabuk di Danau Kerinci sering terjadi. Itu diakibatkan angin kencang yang melanda wilayah sekeliling Danau Kerinci.

Warga Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau sejak pagi berbondong-bondong ke danau. Warga sekitar yang mendapat informasi tersebut ke jembatan hingga Dermaga Danau Kerinci dengan membawa jaring dan lukah.

Lahmudin warga Sanggaran Agung, mengatakan fenomena ikan mabuk sudah biasa terjadi di Danau Kerinci jika ada angin kencang di Danau Kerinci. Sementara warga lainnya, Ramli Efendi tidak mengetahui pasti penyebab peristiwa ini, kecuali fenomena itu menguntungkan warga sekitar danau yang umumnya bermata pencaharian pencari ikan liar danau.

"Efek ikan mabuk, banyak warga yang memetik keuntungan dengan menjual murah ikan-ikan hasil tangkapan. Akibatnya harga ikan turun dari Rp40 ribu menjadi Rp20 ribu per kilogram," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Kerinci, Gasdinul Gazam menyatakan belum mengambil sampel ikan mabuk di Danau Kerinci. "Selama ini kondisi air danau masih kategori kelas II. Artinya siap diolah untuk menjadi air minum," katanya.

Ia menduga, ikan mabuk akibat hujan lebat. Arus air ke danau semakin besar, danau mendangkal, mendadak banyak lumpur, membuat ikan mabuk," katanya.

Selain itu, naiknya air Sungai Batang Merao hingga menuju ke Danau Kerinci belum berkategori pencemaran. "Kami akan segera memantau air danau, menganalisis kualitas lagi di laboratorium untuk mengetahui penyebab pastinya," kata Gasdinul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement