Senin 12 Dec 2016 16:19 WIB

Semangat tanpa Surut Pengungsi Gempa Aceh Peringati Maulid Nabi

Rep: Muhyiddin/ Red: Nur Aini
Warga memasak dan membagikan masakan kuah Beulangong (kari daging sapi) saat memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid) di Desa Ilie, Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Minggu (14/2).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warga memasak dan membagikan masakan kuah Beulangong (kari daging sapi) saat memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid) di Desa Ilie, Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Minggu (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID,PIDIE JAYA -- Semangat untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW masih terpatri di Kabupaten Pidie Jaya yang baru saja diguncang gempa berkekuatan 6,5 skala richter. Peringatan kelahiran Nabi Muhammad tersebut terlihat di beberapa posko pengungsian.

Salah satunya terlihat di Posko Pengungsian Masjid Baitussar yang berada di Desa Masjid Tuha, Kecamatan Mereudu. Di posko tersebut warga telah mempersiapkannya sejak pagi dengan memotong dua sapi yang berasal dari swadaya masyarakat, lalu dibagikan kepada anak yatim dan para pengungsi.

Salah satu warga yang memasak daging tersebut, Herawati (47 tahun) mengatakan, meskipun tengah dilanda bencana warga Desa Masjid Tuha tak patah semangat untuk memperingatinya. Namun, kata dia, perayaan Maulid tahun ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau misalnya nggak ada gempa akan lebih meriah lagi, tapi karena ada gempa ini orang gak begitu meriah lagi. Cuma maulid tetap harus ada dan semangat," ujar Herawati saat ditemui Republika.co.id di masjid tersebut, Senin (12/12).

Herawati mengatakan, saat ini kondisi di Pidie Jaya masih kerap terjadi gempa susulan. Karena itu, masyarakat banyak yang belum berani pulang ke rumahnya. Ia berharap, melalui peringatakan maulid nabi tersebut tidak terjadi lagi gempa bumi.

"Karena musibah gempa kan orang masih was-was, sehingga saat maulid nabi ini semua orang ke sini. Kalau sekarang sudah mengungsi semua orang, jadi ramai-ramai di sini," ucapnya

Warga lainnya, Rahmat Hidayat (28 tahun) mengatakan, acara tersebut dilaksanakan setiap tahun di Masjid itu. Meskipun kali ini sedang terkena musibah, kata dia, warga tetap harus memperingatinya. "Mau nggak mau kalau sudah waktunya maulid kita jalani saja, kita apa adanya harus tetap memperingatinya," kata Rahmat sambil memotong daging sapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement